Hello Sobat TeknoBgt! Retained earning atau laba ditahan merupakan salah satu konsep penting dalam akuntansi dan keuangan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap cara menghitung retained earning. Mari kita mulai!
Pengertian Retained Earning
Retained earning adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan. Laba tersebut tetap berada dalam perusahaan untuk digunakan pada masa depan, seperti untuk ekspansi bisnis, pengembangan produk, atau investasi dalam aset tetap. Retained earning juga disebut sebagai earnings surplus atau accumulated earnings.
Bagaimana Retained Earning dihitung?
Retained earning dapat dihitung dengan rumus sederhana:
Laba Bersih | Dividen yang Dibayarkan | Retained Earning |
---|---|---|
100.000.000 | 10.000.000 | 90.000.000 |
Pada tabel di atas, perusahaan memiliki laba bersih sebesar 100 juta dan membayarkan dividen sebesar 10 juta. Maka, retained earning perusahaan adalah 90 juta.
Cara Menghitung Retained Earning
1. Menentukan Laba Bersih
Langkah pertama adalah menentukan laba bersih perusahaan. Laba bersih didapatkan dari total pendapatan dikurangi dengan total biaya. Contoh:
Pendapatan | Biaya Operasional | Laba Bersih |
---|---|---|
500.000.000 | 300.000.000 | 200.000.000 |
Dalam contoh di atas, laba bersih perusahaan adalah 200 juta.
2. Menghitung Dividen yang Dibayarkan
Langkah kedua adalah menghitung dividen yang dibayarkan kepada pemilik saham atau pemegang saham. Dividen adalah bagian dari laba yang dibagikan kepada pemilik saham perusahaan. Contoh:
Laba Bersih | Dividen yang Dibayarkan |
---|---|
200.000.000 | 50.000.000 |
Pada contoh di atas, perusahaan membayarkan dividen sebesar 50 juta. Jadi, retained earning perusahaan adalah 150 juta.
3. Menghitung Retained Earning
Langkah terakhir adalah menghitung retained earning dengan rumus:
Retained Earning = Laba Bersih – Dividen yang Dibayarkan
Dalam contoh di atas, retained earning perusahaan adalah 150 juta.
FAQ Mengenai Retained Earning
1. Apa itu retained earning?
Retained earning adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan. Laba tersebut tetap berada dalam perusahaan untuk digunakan pada masa depan, seperti untuk ekspansi bisnis, pengembangan produk, atau investasi dalam aset tetap.
2. Mengapa retained earning penting?
Retained earning penting karena dapat digunakan untuk membiayai ekspansi bisnis, pengembangan produk, atau investasi dalam aset tetap. Dengan demikian, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
3. Apa bedanya retained earning dan dividen?
Retained earning adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan. Sedangkan dividen adalah bagian dari laba yang dibagikan kepada pemilik saham perusahaan.
4. Bagaimana cara menghitung retained earning?
Retained earning dapat dihitung dengan rumus:
Retained Earning = Laba Bersih – Dividen yang Dibayarkan
5. Apa dampak dari adanya retained earning yang tinggi?
Retained earning yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan keuangan yang kuat dan mampu melakukan investasi jangka panjang. Namun, jika retained earning terlalu tinggi, perusahaan mungkin kurang memperhatikan kepentingan pemegang saham dan mengabaikan pembayaran dividen.
Kesimpulan
Retained earning merupakan bagian penting dalam akuntansi dan keuangan. Dengan mengetahui cara menghitung retained earning, perusahaan dapat memanfaatkan laba yang tidak dibagikan untuk mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt!
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.