TEKNOBGT

Cara Menghitung PPN Masukan dan Keluaran

Hello Sobat TeknoBgt! Artikel kali ini akan membahas tentang cara menghitung PPN masukan dan keluaran. Seperti yang sudah diketahui, PPN atau pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dikenakan pada setiap transaksi jual beli. Setiap perusahaan harus menghitung dan melaporkan PPN secara benar agar tidak terkena sanksi dari pihak pajak. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung PPN masukan dan keluaran.

Pengertian PPN Masukan dan Keluaran

Sebelum membahas cara menghitung PPN masukan dan keluaran, terlebih dahulu kita perlu memahami pengertian dari kedua istilah tersebut.

PPN masukan adalah PPN yang dibayar pada saat melakukan pembelian barang atau jasa yang akan digunakan dalam kegiatan usaha. PPN masukan dapat dikreditkan atau dikurangkan dari PPN keluaran.

PPN keluaran adalah PPN yang dikenakan pada saat melakukan penjualan barang atau jasa. PPN keluaran harus dilaporkan dan dibayarkan ke pihak pajak.

Contoh PPN Masukan dan Keluaran

Sebagai contoh, PT A membeli bahan baku seharga Rp10.000.000 dengan PPN 10%. Maka PPN masukan yang harus dibayarkan oleh PT A adalah sebesar Rp1.000.000.

Setelah PT A mengolah bahan baku tersebut, PT A menjual produk jadi tersebut seharga Rp12.000.000 dengan PPN 10%. Maka PPN keluaran yang harus dilaporkan oleh PT A adalah sebesar Rp1.200.000. PPN keluaran yang dilaporkan oleh PT A adalah Rp1.200.000 dikurangi PPN masukan sebesar Rp1.000.000, sehingga PPN yang harus dibayarkan oleh PT A adalah sebesar Rp200.000.

Cara Menghitung PPN Masukan

Untuk menghitung PPN masukan, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Hitung total pembelian barang atau jasa termasuk PPN;
  2. Hitung besaran PPN dengan rumus Total Pembelian Barang atau Jasa x 10%;
  3. Catat PPN masukan tersebut di buku pembelian atau jurnal pembelian.

Contoh Perhitungan PPN Masukan

Sebagai contoh, PT B membeli laptop seharga Rp10.000.000 dengan PPN 10%. Maka perhitungan PPN masukan yang harus dicatat di buku pembelian atau jurnal pembelian adalah sebagai berikut:

Barang atau JasaTotalPPN 10%
LaptopRp10.000.000Rp1.000.000

Setelah dicatat di buku pembelian atau jurnal pembelian, PPN masukan dapat dikreditkan atau dikurangkan dari PPN keluaran.

Cara Menghitung PPN Keluaran

Untuk menghitung PPN keluaran, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Hitung total penjualan barang atau jasa termasuk PPN;
  2. Hitung besaran PPN dengan rumus Total Penjualan Barang atau Jasa x 10%;
  3. Potong atau kurangkan PPN masukan yang telah dicatat di buku pembelian atau jurnal pembelian dari PPN keluaran yang dihitung tadi;
  4. Catat PPN keluaran tersebut di buku penjualan atau jurnal penjualan.

Contoh Perhitungan PPN Keluaran

Sebagai contoh, PT C menjual produk seharga Rp12.000.000 dengan PPN 10%. Maka perhitungan PPN keluaran yang harus dicatat di buku penjualan atau jurnal penjualan adalah sebagai berikut:

Barang atau JasaTotalPPN 10%
ProdukRp12.000.000Rp1.200.000

Selanjutnya, PT C dapat mengurangkan PPN masukan yang telah dicatat di buku pembelian atau jurnal pembelian. Sebagai contoh, PT C telah membayar PPN masukan sebesar Rp800.000. Maka PPN keluaran yang harus dilaporkan oleh PT C adalah sebagai berikut:

Barang atau JasaTotalPPN 10%
ProdukRp12.000.000Rp1.200.000
Pengurangan PPN masukanRp8.000.000
PPN keluaran yang dilaporkanRp400.000

Setelah dicatat di buku penjualan atau jurnal penjualan, PPN keluaran harus dilaporkan dan dibayarkan ke pihak pajak.

FAQ

1. Apa itu PPN masukan?

PPN masukan adalah PPN yang dibayar pada saat melakukan pembelian barang atau jasa yang akan digunakan dalam kegiatan usaha. PPN masukan dapat dikreditkan atau dikurangkan dari PPN keluaran.

2. Apa itu PPN keluaran?

PPN keluaran adalah PPN yang dikenakan pada saat melakukan penjualan barang atau jasa. PPN keluaran harus dilaporkan dan dibayarkan ke pihak pajak.

3. Apa yang terjadi jika tidak menghitung dan melaporkan PPN dengan benar?

Jika tidak menghitung dan melaporkan PPN dengan benar, perusahaan dapat terkena sanksi dari pihak pajak. Sanksi yang diberikan dapat berupa denda atau bahkan pembekuan NPWP.

4. Apa saja yang harus dicatat di buku pembelian atau jurnal pembelian?

Yang harus dicatat di buku pembelian atau jurnal pembelian adalah PPN masukan yang dibayarkan.

5. Apa saja yang harus dicatat di buku penjualan atau jurnal penjualan?

Yang harus dicatat di buku penjualan atau jurnal penjualan adalah PPN keluaran yang dilaporkan dan dibayarkan ke pihak pajak.

Kesimpulan

Dalam bisnis, menghitung dan melaporkan PPN dengan benar sangatlah penting untuk menghindari sanksi dari pihak pajak. PPN masukan dan keluaran harus dihitung dengan cermat agar tidak terjadi kesalahan. Serta, pastikan untuk mencatat PPN masukan dan keluaran di buku pembelian dan jurnal pembelian serta buku penjualan dan jurnal penjualan. Dengan memahami cara menghitung PPN masukan dan keluaran, diharapkan dapat membantu Sobat TeknoBgt dalam mengelola bisnisnya.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung PPN Masukan dan Keluaran