TEKNOBGT

Cara Menghitung Laba Usaha Makanan

Hello Sobat TeknoBgt, bisnis makanan memang sedang marak saat ini. Semakin banyak orang yang memulai usaha kuliner seperti restoran, café, catering, dan lain sebagainya. Namun, bagaimana cara menghitung laba usaha makanan yang tepat? Tentunya ini menjadi pertanyaan yang sering muncul bagi para pelaku usaha kuliner. Berikut ini adalah panduan lengkap mengenai cara menghitung laba usaha makanan yang bisa Sobat TeknoBgt simak.

Pengertian Laba Usaha Makanan

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara menghitung laba usaha makanan, alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan laba usaha makanan. Laba usaha makanan adalah selisih antara pendapatan usaha makanan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan pendapatan tersebut. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya produksi, biaya operasional, dan lain sebagainya. Laba usaha makanan sangat penting untuk menentukan keuntungan yang dihasilkan oleh usaha kuliner.

Cara Menghitung Pendapatan Usaha Makanan

Langkah pertama dalam menghitung laba usaha makanan adalah menghitung pendapatan usaha makanan terlebih dahulu. Pendapatan usaha makanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

No.Jenis PendapatanJumlah
1Pendapatan Dari Penjualan MakananRp. 10.000.000
2Pendapatan Dari Penjualan MinumanRp. 5.000.000
Total PendapatanRp. 15.000.000

Dalam contoh di atas, total pendapatan usaha makanan adalah Rp. 15.000.000. Pendapatan ini terdiri atas penjualan makanan sebesar Rp. 10.000.000 dan penjualan minuman sebesar Rp. 5.000.000. Hal ini akan menjadi dasar untuk menghitung laba usaha makanan.

Cara Menghitung Biaya Produksi Makanan

Biaya produksi makanan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi makanan yang kemudian dijual. Biaya produksi makanan meliputi biaya bahan baku, biaya pengolahan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah cara menghitung biaya produksi makanan:

  1. Hitung biaya bahan baku yang digunakan dalam menghasilkan makanan.
  2. Hitung biaya tenaga kerja dalam membuat makanan.
  3. Hitung biaya pengolahan, seperti biaya listrik, gas, dan lain sebagainya.
  4. Jumlahkan semua biaya yang dikeluarkan dalam membuat makanan.

Setelah mendapatkan total biaya produksi makanan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya operasional.

Cara Menghitung Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha kuliner. Biaya operasional meliputi biaya sewa, biaya listrik, biaya air, biaya pengadaan peralatan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah cara menghitung biaya operasional:

  1. Hitung biaya sewa ruangan atau tempat usaha.
  2. Hitung biaya listrik, air, dan internet.
  3. Hitung biaya pengadaan alat dan bahan, seperti alat masak, meja, kursi, dan lain sebagainya.
  4. Jumlahkan semua biaya operasional yang dikeluarkan.

Cara Menghitung Laba Usaha Makanan

Setelah mengetahui total pendapatan usaha makanan, total biaya produksi makanan, dan total biaya operasional, maka langkah selanjutnya adalah menghitung laba usaha makanan. Berikut ini adalah cara menghitung laba usaha makanan:

  1. Kurangkan total biaya produksi makanan dari total pendapatan usaha makanan.
  2. Kurangkan total biaya operasional dari hasil perhitungan di atas.
  3. Jumlahkan hasil perhitungan dari langkah 1 dan 2.

Hasil dari langkah 3 inilah yang menjadi laba usaha makanan yang dihasilkan. Laba usaha makanan ini bisa digunakan untuk menentukan keuntungan usaha kuliner yang dijalankan.

FAQ (Frequently Asked Questions) Tentang Cara Menghitung Laba Usaha Makanan

1. Apa saja yang termasuk dalam biaya produksi makanan?

Biaya produksi makanan meliputi biaya bahan baku, biaya pengolahan, dan biaya tenaga kerja. Selain itu, bisa juga termasuk biaya lain seperti biaya pengiriman bahan baku, biaya pengepakan, dan lain sebagainya.

2. Bagaimana cara menghitung harga jual makanan?

Cara menghitung harga jual makanan adalah dengan menambahkan margin keuntungan pada total biaya produksi makanan dan biaya operasional. Margin keuntungan biasanya berkisar antara 20% hingga 50% dari total biaya produksi dan biaya operasional.

3. Apa yang harus dilakukan jika laba usaha makanan negatif?

Jika laba usaha makanan negatif, maka ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, seperti mengevaluasi biaya produksi dan biaya operasional, menaikkan harga jual makanan, dan meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usaha kuliner.

Kesimpulan

Dalam menjalankan usaha kuliner, menghitung laba usaha makanan sangatlah penting. Dengan menghitung laba usaha makanan, pelaku usaha kuliner bisa mengetahui seberapa besar keuntungan yang dihasilkan oleh usahanya. Selain itu, dengan mengetahui laba usaha makanan, pelaku usaha kuliner bisa menentukan strategi untuk meningkatkan keuntungan yang dihasilkan. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Laba Usaha Makanan