TEKNOBGT

Cara Menghitung HPP Dengan Metode FIFO Perpetual

Hello Sobat TeknoBgt, dalam dunia bisnis, menghitung harga pokok produksi (HPP) sangatlah penting untuk menentukan harga jual barang atau jasa yang akan ditawarkan. Salah satu metode penghitungan HPP yang sering digunakan adalah metode FIFO perpetual.

Apa itu Metode FIFO Perpetual?

Metode FIFO perpetual adalah salah satu metode penghitungan HPP yang digunakan untuk menghitung biaya produk yang dijual dengan mengutamakan biaya produksi yang paling akhir dibandingkan biaya produksi yang lebih awal. Berbeda dengan metode LIFO (Last In First Out) yang mengutamakan biaya produksi yang lebih awal.

Kelebihan Metode FIFO Perpetual

Metode FIFO perpetual memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  1. Lebih akurat dalam menghitung HPP.
  2. Memudahkan dalam menghitung biaya persediaan.
  3. Mampu memberikan informasi lebih detail tentang waktu pengeluaran produk.
  4. Memudahkan dalam pengendalian persediaan dan produksi.

Cara Menghitung HPP Dengan Metode FIFO Perpetual

Untuk menghitung HPP dengan metode FIFO perpetual, Sobat TeknoBgt dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Mulailah dengan mencatat semua barang yang dibeli.
  2. Catat juga barang yang dijual dan keluar dari persediaan.
  3. Hitunglah harga barang yang dijual dengan cara mengalikan jumlah barang yang dijual dengan harga barang pada saat pembelian terakhir.
  4. Selanjutnya, hitunglah nilai barang yang tersisa di persediaan dengan cara mengalikan jumlah barang yang tersisa dengan harga barang pada saat pembelian terakhir.
  5. Terakhir, jumlahkanlah nilai barang yang dijual dan nilai barang yang tersisa untuk mendapatkan HPP.

Contoh Penghitungan HPP dengan Metode FIFO Perpetual

No.TanggalDeskripsiJumlahHargaTotal
101/01/2022Pembelian barang20Rp 5.000Rp 100.000
215/01/2022Pembelian barang30Rp 6.000Rp 180.000
320/01/2022Penjualan25Rp 8.000Rp 200.000

Dari tabel di atas, Sobat TeknoBgt dapat menghitung HPP dengan metode FIFO perpetual sebagai berikut:

  1. Barang yang dijual berasal dari barang yang terakhir dibeli pada 15/01/2022 sebanyak 25 buah.
  2. Harga barang yang dijual adalah Rp 6.000.
  3. Nilai barang yang dijual adalah 25 x Rp 6.000 = Rp 150.000.
  4. Nilai barang yang tersisa di persediaan berasal dari barang yang paling awal dibeli pada 01/01/2022 sebanyak 25 buah.
  5. Harga barang yang tersisa di persediaan adalah Rp 5.000.
  6. Nilai barang yang tersisa di persediaan adalah 25 x Rp 5.000 = Rp 125.000.
  7. Jumlahkan nilai barang yang dijual dan nilai barang yang tersisa untuk mendapatkan HPP, yaitu Rp 150.000 + Rp 125.000 = Rp 275.000.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah metode FIFO perpetual selalu lebih baik dari metode LIFO?

Tidak selalu. Keputusan untuk menggunakan metode FIFO perpetual atau LIFO tergantung pada kondisi persediaan dan bisnis secara keseluruhan.

2. Apa yang harus dilakukan jika ada barang yang rusak atau hilang dalam persediaan?

Barang yang rusak atau hilang harus dicatat sebagai kerugian dan dihapus dari catatan persediaan.

3. Apakah metode FIFO perpetual hanya dapat digunakan untuk barang bergerak?

Metode FIFO perpetual dapat digunakan untuk barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Namun, pada barang tidak bergerak, perlu dihitung ulang nilai aset secara berkala.

4. Bisakah metode FIFO perpetual digunakan bersamaan dengan metode akuntansi lainnya?

Metode FIFO perpetual dapat digunakan bersamaan dengan metode akuntansi lainnya asalkan dilakukan secara konsisten dan transparan.

5. Apakah metode FIFO perpetual memperhitungkan biaya overhead?

Tidak. Metode FIFO perpetual hanya memperhitungkan biaya produksi saja.

Kesimpulan

Dalam menghitung HPP, metode FIFO perpetual dapat menjadi solusi bagi bisnis untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dalam penerapannya, Sobat TeknoBgt perlu memperhatikan kondisi persediaan dan bisnis secara keseluruhan untuk memutuskan penggunaan metode yang tepat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung HPP Dengan Metode FIFO Perpetual