TEKNOBGT

Cara Menghitung BEP Usaha Makanan

Salam hangat untuk Sobat TeknoBgt! Di era pandemi seperti ini, bisnis makanan menjadi salah satu jenis usaha yang banyak diminati. Namun, sebelum memulai usaha tersebut, Sobat TeknoBgt perlu menghitung BEP atau Break Even Point terlebih dahulu. BEP adalah titik impas di mana penghasilan dan pengeluaran usaha makanan sama besar.

Apa itu BEP?

BEP merupakan singkatan dari Break Even Point, yaitu titik impas di mana penghasilan dan pengeluaran usaha makanan sama besar. Dalam hal ini, keuntungan yang didapatkan masih nol atau belum mencapai laba.

Sebelum membahas cara menghitung BEP, Sobat TeknoBgt harus memahami terlebih dahulu komponen-komponen yang terlibat dalam perhitungan BEP:

KomponenPenjelasan
Harga Jual SatuanHarga jual yang Sobat TeknoBgt tetapkan untuk produk makanan yang dijual.
Biaya Produksi SatuanBiaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat satu porsi makanan.
Biaya TetapBiaya-biaya yang tetap seperti sewa, listrik, gaji karyawan, dan lain-lain.

Cara Menghitung BEP

BEP dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode, di antaranya:

Metode Kontribusi

Metode Kontribusi adalah metode yang mempertimbangkan kontribusi margin dari setiap produk yang dihasilkan dalam pencapaian BEP. Margin adalah selisih antara harga jual dan biaya variabel.

Rumus perhitungan BEP dengan metode kontribusi adalah sebagai berikut:

BEP dalam unit = Biaya tetap / (Harga jual per unit – Biaya variabel per unit)

BEP dalam rupiah = BEP dalam unit x Harga jual per unit

Contoh:

Jika biaya tetap sebesar Rp 10.000.000,-, harga jual per unit sebesar Rp 20.000,-, dan biaya variabel per unit sebesar Rp 7.000,-, maka:

BEP dalam unit = 10.000.000 / (20.000 – 7.000) = 714,28 unit

BEP dalam rupiah = 714,28 x 20.000 = Rp 14.285.714,-

Metode Persentase Laba

Metode Persentase Laba adalah metode yang mempertimbangkan persentase laba yang ingin dicapai dalam pencapaian BEP.

Rumus perhitungan BEP dengan metode persentase laba adalah sebagai berikut:

BEP = Biaya tetap / (1 – (Biaya variabel / Harga jual))

Contoh:

Jika biaya tetap sebesar Rp 10.000.000,-, harga jual per unit sebesar Rp 20.000,-, biaya variabel per unit sebesar Rp 7.000,-, dan persentase laba yang ingin dicapai sebesar 10%, maka:

BEP = 10.000.000 / (1 – (7.000 / 20.000)) = Rp 21.875.000,-

FAQ (Frequently Asked Questions)

Apa itu Biaya Tetap?

Biaya Tetap adalah biaya-biaya yang tetap dan tidak berubah dalam jangka waktu tertentu, misalnya sewa gedung atau gaji karyawan tetap.

Apa itu Biaya Variabel?

Biaya Variabel adalah biaya-biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi atau penjualan, misalnya bahan baku dan biaya pengiriman.

Apakah BEP itu penting untuk usaha makanan?

Ya, BEP sangat penting untuk menghitung titik impas dan menentukan strategi keuntungan dan penghematan biaya.

Apakah perhitungan BEP harus dilakukan sebelum memulai usaha makanan?

Iya, perhitungan BEP harus dilakukan sebelum memulai usaha makanan agar Sobat TeknoBgt dapat mempersiapkan jumlah modal yang tepat dan mengetahui keuntungan yang dihasilkan.

Kesimpulan

Dalam menjalankan bisnis makanan, BEP merupakan hal yang penting untuk diperhitungkan agar Sobat TeknoBgt dapat mengetahui titik impas dan strategi keuntungan yang tepat. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan menggunakan metode kontribusi atau metode persentase laba. Jangan lupa untuk memasukkan biaya tetap dan biaya variabel ke dalam perhitungan BEP. Semoga artikel ini dapat membantu Sobat TeknoBgt dalam memulai bisnis makanan dan mengelolanya dengan baik.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung BEP Usaha Makanan