Halo Sobat TeknoBgt! Apa kabar? Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung uji normalitas dengan SPSS. Uji normalitas adalah salah satu uji statistik yang penting dalam penelitian. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis memiliki distribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis analisis statistik yang sesuai. Yuk kita simak bersama-sama!
Pengertian Uji Normalitas
Sebelum membahas lebih jauh tentang cara menghitung uji normalitas dengan SPSS, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu uji normalitas. Uji normalitas adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menguji apakah sampel data yang diambil dari populasi memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal adalah suatu bentuk distribusi data yang simetris dengan mean, median, dan modus yang sama. Distribusi ini sering ditemukan pada data yang terdistribusi secara merata dan tidak memiliki pencilan.
Dalam penelitian, uji normalitas digunakan untuk mengevaluasi apakah data yang dianalisis sesuai dengan asumsi normalitas. Jika data tidak sesuai dengan asumsi normalitas, maka perlu dilakukan transformasi data atau memilih metode analisis yang lebih tepat.
FAQ
Pertanyaan | Jawaban |
---|---|
Apa yang dimaksud dengan distribusi normal? | Distribusi normal adalah suatu bentuk distribusi data yang simetris dengan mean, median, dan modus yang sama. |
Apa pentingnya uji normalitas dalam penelitian? | Uji normalitas digunakan untuk mengevaluasi apakah data yang dianalisis sesuai dengan asumsi normalitas. Jika tidak sesuai, maka perlu dilakukan transformasi data atau memilih metode analisis yang lebih tepat. |
Cara Menghitung Uji Normalitas dengan SPSS
Setelah mengetahui pengertian uji normalitas, kita dapat membahas tentang cara menghitung uji normalitas dengan SPSS. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Menyiapkan Data
Langkah pertama adalah menyiapkan data yang akan diuji normalitas. Data dapat berupa data numerik atau data kategorik yang telah diubah ke dalam bentuk numerik.
2. Mengaktifkan Menu Uji Normalitas
Setelah data disiapkan, langkah selanjutnya adalah mengaktifkan menu uji normalitas di SPSS. Menu ini dapat diaktifkan dengan mengklik menu Analyze – Descriptive Statistics – Explore.
3. Memilih Variabel yang Akan Diuji
Pada jendela Explore, pilih variabel yang akan diuji normalitas dengan memindahkan variabel dari kolom Available Variables ke kolom Dependent List.
4. Mengatur Opsi Uji Normalitas
Setelah memilih variabel, kita dapat mengatur opsi uji normalitas pada jendela Explore. Opsi yang perlu diatur adalah:
- Statistic: pilih Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk
- Plots: pilih Normal probability plot
- Options: pastikan Centred and Reduced diberi tanda centang
5. Menjalankan Uji Normalitas
Setelah mengatur opsi uji normalitas, klik tombol OK untuk menjalankan uji normalitas. Hasil uji normalitas akan ditampilkan pada jendela Output di SPSS. Hasil uji normalitas dapat diinterpretasikan dengan melihat nilai signifikansi (p-value). Jika nilai p-value > 0,05, maka data dianggap berdistribusi normal. Jika nilai p-value < 0,05, maka data dianggap tidak berdistribusi normal.
Contoh Kasus
Untuk memperjelas cara menghitung uji normalitas dengan SPSS, berikut ini adalah contoh kasus:
Seorang peneliti ingin menguji normalitas data tinggi badan manusia. Data yang diperoleh berjumlah 50 orang. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
1. Menyiapkan Data
Data tinggi badan manusia disimpan dalam format file excel. Data tersebut diimport ke dalam SPSS dan disimpan dalam satu variabel yaitu tinggi_badan.
2. Mengaktifkan Menu Uji Normalitas
Menu uji normalitas diaktifkan dengan mengklik menu Analyze – Descriptive Statistics – Explore.
3. Memilih Variabel yang Akan Diuji
Pada jendela Explore, pilih variabel tinggi_badan dan memindahkannya ke kolom Dependent List.
4. Mengatur Opsi Uji Normalitas
Pada opsi Statistic, pilih Kolmogorov-Smirnov. Pada opsi Plots, pilih Normal probability plot. Pada opsi Options, pastikan Centred and Reduced diberi tanda centang.
5. Menjalankan Uji Normalitas
Klik tombol OK untuk menjalankan uji normalitas. Hasil uji normalitas akan ditampilkan pada jendela Output di SPSS. Berikut adalah contoh hasil uji normalitas:
Kolmogorov-Smirnov | Shapiro-Wilk |
---|---|
0,078 | 0,087 |
0,239 | 0,306 |
0,004 | 0,006 |
0,940 | 0,938 |
0,000 | 0,000 |
Dari hasil uji normalitas tersebut, dapat dilihat bahwa nilai p-value pada Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk kurang dari 0,05. Oleh karena itu, data tinggi badan manusia tidak berdistribusi normal.
Penutup
Demikianlah pembahasan tentang cara menghitung uji normalitas dengan SPSS. Uji normalitas sangat penting dalam penelitian untuk mengevaluasi apakah data yang dianalisis sesuai dengan asumsi normalitas. Jika tidak sesuai, maka perlu dilakukan transformasi data atau memilih metode analisis yang lebih tepat. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!