TEKNOBGT

Cara Menghitung Metode LIFO

Halo sobat TeknoBgt, apakah kamu sedang mencari informasi tentang cara menghitung metode LIFO? Jika iya, kamu berada di artikel yang tepat. Metode LIFO (Last In First Out) adalah metode dalam akuntansi untuk menilai persediaan barang yang digunakan pada suatu periode. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang cara menghitung metode LIFO. Yuk, simak artikel berikut ini!

Apa itu Metode LIFO?

Metode LIFO adalah metode dalam akuntansi yang menganggap bahwa barang yang terakhir masuk adalah barang yang pertama keluar. Dalam penggunaannya, metode ini digunakan untuk menilai persediaan barang yang digunakan dalam suatu periode. Metode LIFO dapat digunakan untuk menilai persediaan barang pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang.

Dalam proses penghitungan metode LIFO, nilai persediaan terakhir yang masuk diambil sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan. Dalam hal ini, nilai persediaan barang yang ada pada akhir periode dihitung berdasarkan harga pembelian barang terakhir yang masuk. Sedangkan nilai persediaan barang yang masih ada dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang masuk pertama kali.

Metode LIFO sering digunakan oleh perusahaan yang memproduksi atau menjual barang dagangan dengan sifat terbatas dan mengalami kenaikan harga dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, metode LIFO dapat menghasilkan nilai persediaan barang yang lebih akurat dan menghasilkan laporan keuangan yang lebih akuntabel.

Persediaan pada Metode LIFO

Persediaan merupakan aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk barang yang siap dijual atau dalam proses produksi. Dalam akuntansi, persediaan menjadi salah satu bagian yang penting dalam pembuatan laporan keuangan. Persediaan dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, seperti persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

Dalam metode LIFO, persediaan dihitung berdasarkan harga pembelian barang terakhir yang masuk dan harga pembelian barang pertama yang masuk. Dalam hal ini, nilai persediaan pada akhir periode dihitung berdasarkan harga pembelian barang terakhir yang masuk, sedangkan nilai persediaan yang masih ada dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang masuk pertama kali.

Nilai persediaan yang dihitung dengan menggunakan metode LIFO juga dapat dipengaruhi oleh adanya inflasi atau penurunan nilai mata uang. Dalam hal ini, harga barang yang semakin tinggi juga akan mempengaruhi harga persediaan yang dihitung dengan menggunakan metode LIFO.

Cara Menghitung Metode LIFO

Metode LIFO merupakan metode yang cukup kompleks dalam penghitungannya. Dalam proses penghitungan, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Berikut ini adalah cara menghitung metode LIFO:

Langkah 1: Menghitung Harga Pokok Penjualan

Langkah pertama dalam menghitung metode LIFO adalah menghitung harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan penjualan. Dalam hal ini, harga pokok penjualan dihitung berdasarkan nilai persediaan pada akhir periode.

NoJenis BarangHarga BeliJumlah BarangTotal HargaJumlah PenjualanSisa Persediaan
1T-ShirtRp 50.000100Rp 5.000.0007525
2KemejaRp 100.00050Rp 5.000.0003020
3CelanaRp 150.00025Rp 3.750.000205

Dalam contoh tabel di atas, nilai persediaan pada akhir periode adalah Rp 3.125.000. Harga pokok penjualan dihitung berdasarkan jumlah penjualan barang yang terjual dan harga beli barang tersebut. Dalam hal ini, harga pokok penjualan untuk barang T-Shirt adalah:

(75 x Rp 50.000) = Rp 3.750.000

Harga pokok penjualan untuk barang Kemeja adalah:

(30 x Rp 100.000) = Rp 3.000.000

Sedangkan harga pokok penjualan untuk barang Celana adalah:

(20 x Rp 150.000) = Rp 3.000.000

Sehingga total harga pokok penjualan adalah:

Rp 3.750.000 + Rp 3.000.000 + Rp 3.000.000 = Rp 9.750.000

Langkah 2: Menghitung Harga Satuan Barang yang Ditangguhkan

Langkah kedua dalam menghitung metode LIFO adalah menghitung harga satuan barang yang ditangguhkan. Harga satuan barang yang ditangguhkan adalah harga beli barang pada saat barang tersebut masuk pertama kali. Dalam hal ini, harga satuan barang yang ditangguhkan dihitung berdasarkan nilai persediaan pada akhir periode dan harga pokok penjualan.

Contoh:

  • Nilai persediaan pada akhir periode: Rp 3.125.000
  • Harga pokok penjualan: Rp 9.750.000
  • Harga satuan barang: Rp 150.000

Dalam hal ini, harga satuan barang yang ditangguhkan adalah:

Rp 150.000 – [(Rp 3.125.000 – Rp 9.750.000) / 100] = Rp 88.750

Langkah 3: Menghitung Nilai Persediaan yang Masih Ada

Langkah ketiga dalam menghitung metode LIFO adalah menghitung nilai persediaan yang masih ada. Dalam hal ini, nilai persediaan yang masih ada dihitung berdasarkan harga satuan barang yang ditangguhkan dan jumlah barang yang masih ada.

Contoh:

  • Harga satuan barang yang ditangguhkan: Rp 88.750
  • Jumlah barang yang masih ada: 30

Dalam hal ini, nilai persediaan yang masih ada adalah:

Rp 88.750 x 30 = Rp 2.662.500

FAQ

1. Apa beda metode LIFO dengan metode FIFO?

Metode LIFO (Last In First Out) dan metode FIFO (First In First Out) adalah dua metode dalam akuntansi untuk menilai persediaan barang yang digunakan dalam suatu periode. Perbedaan antara kedua metode ini terletak pada cara penilaian persediaan. Dalam metode LIFO, barang yang terakhir masuk diambil sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan. Sedangkan dalam metode FIFO, barang yang pertama masuk diambil sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan.

2. Kapan sebaiknya menggunakan metode LIFO?

Metode LIFO sering digunakan oleh perusahaan yang memproduksi atau menjual barang dagangan dengan sifat terbatas dan mengalami kenaikan harga dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, metode LIFO dapat menghasilkan nilai persediaan barang yang lebih akurat dan menghasilkan laporan keuangan yang lebih akuntabel.

3. Apa dampak inflasi dalam penghitungan metode LIFO?

Dalam penggunaan metode LIFO, harga barang yang semakin tinggi juga akan mempengaruhi harga persediaan yang dihitung. Hal ini terjadi karena dalam metode LIFO, nilai persediaan pada akhir periode dihitung berdasarkan harga pembelian barang terakhir yang masuk.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, sudah dijelaskan secara lengkap tentang cara menghitung metode LIFO. Metode LIFO merupakan metode dalam akuntansi untuk menilai persediaan barang yang digunakan pada suatu periode. Dalam penggunaannya, metode LIFO dapat menghasilkan nilai persediaan barang yang lebih akurat dan menghasilkan laporan keuangan yang lebih akuntabel. Dalam penghitungan metode LIFO, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu menghitung harga pokok penjualan, menghitung harga satuan barang yang ditangguhkan, dan menghitung nilai persediaan yang masih ada. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Metode LIFO