Cara Menghitung Besar Modal untuk Mendirikan Bisnis

Halo Sobat TeknoBgt! Bagi mereka yang ingin merintis bisnis, menghitung besarnya modal menjadi hal yang sangat penting. Tanpa modal yang cukup, bisnis tidak bisa dijalankan dengan maksimal dan bisa berakibat pada kegagalan usaha. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini, kita akan membahas cara menghitung besar modal untuk mendirikan bisnis.

1. Menentukan Jenis Bisnis yang Akan Didirikan

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum menghitung besar modal adalah menentukan jenis bisnis yang akan didirikan. Setiap bisnis memiliki karakteristik dan kebutuhan modal yang berbeda-beda. Sebagai contoh, bisnis online memerlukan modal yang lebih sedikit dibandingkan dengan bisnis offline.

Sebelum menentukan jenis bisnis, ada baiknya juga mengidentifikasi peluang bisnis yang ada di sekitar kita. Peluang bisnis yang terlalu umum mungkin akan menjadi persaingan yang sulit, sehingga memerlukan modal yang lebih besar.

2. Membuat Rencana Bisnis

Setelah menentukan jenis bisnis yang akan didirikan, langkah selanjutnya adalah membuat rencana bisnis. Rencana bisnis berisi visi dan misi bisnis, target segmen pasar, strategi pemasaran, hingga proyeksi keuntungan dan kerugian dalam jangka waktu tertentu.

Dalam membuat rencana bisnis, kita juga harus mempertimbangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Hal ini akan mempengaruhi besarnya modal yang dibutuhkan.

3. Menghitung Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis setiap bulannya. Biaya operasional ini meliputi biaya sewa tempat, listrik, air, gaji karyawan, hingga biaya operasional lainnya.

Untuk menghitung biaya operasional, kita bisa mengumpulkan data biaya bulanan yang diperlukan. Kemudian, jumlahkan semua biaya bulanan tersebut untuk mendapatkan biaya operasional total.

4. Menghitung Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang diperlukan untuk membuat atau memproduksi barang atau jasa yang akan dijual. Biaya produksi ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, biaya pengiriman, hingga biaya perawatan mesin.

Untuk menghitung biaya produksi, kita bisa mengumpulkan data biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa. Kemudian, jumlahkan semua biaya tersebut untuk mendapatkan biaya produksi total.

5. Menentukan Besarnya Margin Keuntungan

Margin keuntungan adalah selisih antara harga jual dan harga produksi. Margin keuntungan ini harus dipertimbangkan dengan seksama, karena akan mempengaruhi besarnya modal yang dibutuhkan.

Margin keuntungan yang kecil bisa membuat bisnis sulit untuk berkembang. Sebaliknya, margin keuntungan yang besar bisa memerlukan modal yang lebih banyak untuk memproduksi barang atau jasa.

6. Menghitung Break Even Point

Break Even Point atau BEP adalah titik impas dimana pendapatan yang diterima sama dengan biaya produksi dan biaya operasional. BEP perlu diketahui untuk mengetahui berapa banyak produk yang harus dijual agar tidak merugi.

Untuk menghitung BEP, kita bisa menggunakan rumus:

BEP = Biaya Operasional / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)

7. Menentukan Sumber Pendanaan

Setelah menghitung besar modal yang dibutuhkan, selanjutnya adalah menentukan sumber pendanaan. Sumber pendanaan bisa berasal dari modal sendiri, pinjaman bank, atau investor.

Sebaiknya, gunakan sumber pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan kemampuan finansial kita sendiri. Jangan lupa juga untuk menghitung bunga atau keuntungan investor jika menggunakan sumber pendanaan dari pihak ketiga.

8. Menyiapkan Dokumen Pendukung

Setelah menentukan sumber pendanaan, langkah selanjutnya adalah menyiapkan dokumen pendukung seperti proposal bisnis, rencana keuangan, hingga proyeksi keuntungan dan kerugian. Dokumen pendukung ini akan membantu kita meyakinkan pihak-pihak terkait untuk memberikan sumber pendanaan.

9. Memperhitungkan Risiko Bisnis

Tiap bisnis pasti memiliki risiko yang harus dihadapi. Risiko bisnis bisa berupa persaingan yang sulit, perubahan regulasi, hingga bencana alam. Kita harus memperhitungkan risiko bisnis ini untuk mengetahui besarnya modal yang harus disiapkan untuk mengatasi risiko tersebut.

10. Membuat Proyeksi Keuangan

Proyeksi keuangan sangat penting dalam menghitung besar modal yang dibutuhkan. Proyeksi keuangan bisa membantu kita mengetahui berapa banyak keuntungan yang mungkin didapatkan dan kapan bisnis bisa break even.

Proyeksi keuangan juga bisa digunakan sebagai alat pengukur kinerja bisnis, sehingga kita bisa mengetahui apakah bisnis sudah berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.

11. Menentukan Besarnya Modal Awal

Setelah melakukan semua perhitungan di atas, kita bisa menentukan besarnya modal awal yang dibutuhkan untuk mendirikan bisnis. Modal awal ini meliputi biaya operasional, biaya produksi, sumber daya manusia, hingga modal kerja.

Sebaiknya, sediakan modal awal yang lebih dari cukup untuk menghindari adanya kekurangan modal di masa mendatang. Kelebihan modal awal ini bisa digunakan sebagai cadangan untuk menghadapi risiko bisnis yang mungkin terjadi.

12. Menyesuaikan Rencana Bisnis dengan Besarnya Modal

Setelah menentukan besarnya modal awal, kita harus menyesuaikan rencana bisnis dengan besarnya modal tersebut. Jangan terlalu ambisius dengan target keuntungan yang terlalu tinggi jika modal yang dimiliki tidak sebanding.

Perhatikan juga proyeksi keuntungan dan kerugian bisnis dalam jangka waktu tertentu. Jika proyeksi kerugian lebih besar dari keuntungan, maka kita harus memperhitungkan kembali besarnya modal awal yang dibutuhkan.

13. Mengoptimalkan Penggunaan Modal

Setelah mendapatkan modal, kita harus mengoptimalkan penggunaan modal tersebut. Sebaiknya, gunakan modal tersebut untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa, memperluas jangkauan pasar, atau meningkatkan efisiensi operasional.

Jangan gunakan modal untuk kebutuhan yang tidak terlalu penting seperti membeli barang-barang mewah atau mengadakan acara yang terlalu besar. Hal ini bisa mempengaruhi kestabilan keuangan bisnis.

14. Memonitor Keuangan Bisnis Secara Berkala

Setelah bisnis berjalan, penting untuk memonitor keuangan bisnis secara berkala. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat laporan keuangan seperti laba-rugi, neraca keuangan, dan arus kas.

Dengan memonitor keuangan bisnis secara berkala, kita bisa mengetahui kinerja bisnis dan mengambil tindakan jika terjadi masalah keuangan. Jangan lupa juga untuk membuat laporan keuangan yang dipresentasikan secara menarik agar lebih mudah dipahami.

15. Mengoptimalkan Pemasaran Bisnis

Pemasaran bisnis merupakan hal yang sangat penting dalam memperluas jangkauan pasar. Ada banyak cara untuk mengoptimalkan pemasaran bisnis seperti memanfaatkan media sosial, mengadakan promosi diskon, atau berpartisipasi dalam acara bisnis.

Sebaiknya, gunakan anggaran pemasaran dengan efektif dan efisien. Jangan terlalu banyak mengeluarkan anggaran untuk pemasaran jika tidak membawa hasil yang signifikan.

16. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting dalam bisnis. Mereka mempengaruhi kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, serta efisiensi operasional bisnis.

Oleh karena itu, kita harus mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada. Berikan pelatihan atau kursus yang sesuai, berikan insentif atau bonus yang layak, serta berikan lingkungan kerja yang nyaman.

17. Menjaga Kestabilan Keuangan Bisnis

Kestabilan keuangan bisnis sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis. Jangan terlalu sering menarik modal dari bisnis untuk keperluan pribadi yang tidak terlalu penting.

Jaga cashflow bisnis dengan baik, serta hindari terlalu banyak melakukan pinjaman atau hutang yang berlebihan. Hal ini bisa mempengaruhi kinerja bisnis dalam jangka panjang.

18. Menyesuaikan Rencana Bisnis sesuai dengan Kondisi Pasar

Kondisi pasar bisa berubah sewaktu-waktu. Hal ini bisa mempengaruhi bisnis yang sedang dijalankan. Oleh karena itu, kita harus menyesuaikan rencana bisnis dengan kondisi pasar yang ada.

Jangan terlalu kaku dengan rencana bisnis yang sudah dibuat. Sesuaikan rencana bisnis jika ada perubahan pasar atau lingkungan bisnis yang terjadi.

19. Menjaga Kualitas Produk atau Jasa

Kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sangat penting untuk mempertahankan pelanggan dan meningkatkan reputasi bisnis. Sebaiknya, gunakan modal untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

Jangan memperbanyak jenis produk atau jasa jika kualitas yang dihasilkan belum memuaskan. Fokus pada satu atau beberapa jenis produk atau jasa yang memiliki kualitas yang baik.

20. Mengukur Kinerja Bisnis Secara Berkelanjutan

Terakhir, kita harus mengukur kinerja bisnis secara berkelanjutan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengambil data kinerja bisnis seperti omzet, keuntungan, atau jumlah pelanggan yang berhasil didapatkan.

Melakukan pengukuran kinerja bisnis secara berkelanjutan bisa membantu kita mengetahui apakah bisnis sudah berjalan dengan baik atau tidak. Jangan lupa juga untuk mempertahankan kinerja bisnis yang sudah bagus dan mengambil tindakan jika terjadi penurunan kinerja.

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan besar modal?

Besar modal adalah jumlah dana yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Besar modal ini meliputi biaya operasional, biaya produksi, sumber daya manusia, hingga modal kerja.

2. Apa saja sumber pendanaan yang bisa digunakan untuk mendirikan bisnis?

Sumber pendanaan bisa berasal dari modal sendiri, pinjaman bank, atau investor.

3. Mengapa proyeksi keuangan penting dalam menghitung besar modal?

Proyeksi keuangan bisa membantu kita mengetahui berapa banyak keuntungan yang mungkin didapatkan dan kapan bisnis bisa break even. Proyeksi keuangan juga bisa digunakan sebagai alat pengukur kinerja bisnis.

Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya!

Cara Menghitung Besar Modal untuk Mendirikan Bisnis