Cara Menghitung Persediaan

Halo Sobat TeknoBgt, dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai cara menghitung persediaan. Persediaan merupakan salah satu aset yang penting bagi suatu perusahaan, karena dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara menghitung persediaan dengan benar.

Pendahuluan

Sebelum kita membahas cara menghitung persediaan, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu persediaan. Persediaan, atau inventory dalam bahasa Inggris, adalah sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam bentuk barang yang belum terjual. Persediaan dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi yang belum terjual.

Persediaan dapat menjadi aset yang penting bagi suatu perusahaan, namun juga dapat menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat menghitung persediaan dengan benar, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat terkait manajemen persediaan.

Cara Menghitung Persediaan

1. Metode First In First Out (FIFO)

Metode FIFO adalah metode penghitungan persediaan yang mengasumsikan bahwa barang yang pertama masuk, juga adalah barang yang pertama keluar. Dalam metode ini, nilai persediaan dihitung berdasarkan harga barang yang terakhir dibeli.

Misalnya, sebuah toko memiliki persediaan barang sebanyak 100 unit dengan harga pembelian sebagai berikut:

No.Tanggal PembelianJumlah BarangHarga
11 Januari 202150Rp. 10.000,-
215 Januari 202150Rp. 12.000,-

Untuk menghitung persediaan dengan metode FIFO, kita perlu menghitung nilai persediaan sesuai dengan urutan pembelian barang. Berikut adalah contoh perhitungannya:

  1. Nilai persediaan barang yang pertama dibeli (50 unit) = 50 x Rp. 10.000,- = Rp. 500.000,-
  2. Sisa persediaan barang yang kedua dibeli (50 unit) = 50 unit
  3. Nilai persediaan barang yang kedua dibeli (50 unit) = 50 x Rp. 12.000,- = Rp. 600.000,-
  4. Total nilai persediaan = Rp. 500.000,- + Rp. 600.000,- = Rp. 1.100.000,-

Dari perhitungan di atas, nilai persediaan dengan metode FIFO adalah Rp. 1.100.000,-

2. Metode Last In First Out (LIFO)

Metode LIFO adalah metode penghitungan persediaan yang mengasumsikan bahwa barang yang terakhir masuk, juga adalah barang yang pertama keluar. Dalam metode ini, nilai persediaan dihitung berdasarkan harga barang yang pertama dibeli.

Untuk menghitung persediaan dengan metode LIFO, kita perlu menghitung nilai persediaan sesuai dengan urutan pembelian barang. Berikut adalah contoh perhitungannya:

  1. Nilai persediaan barang yang terakhir dibeli (50 unit) = 50 x Rp. 12.000,- = Rp. 600.000,-
  2. Sisa persediaan barang yang pertama dibeli (50 unit) = 50 unit
  3. Nilai persediaan barang yang pertama dibeli (50 unit) = 50 x Rp. 10.000,- = Rp. 500.000,-
  4. Total nilai persediaan = Rp. 600.000,- + Rp. 500.000,- = Rp. 1.100.000,-

Dari perhitungan di atas, nilai persediaan dengan metode LIFO adalah Rp. 1.100.000,-

3. Metode Harga Rata-Rata (Average Cost)

Metode Harga Rata-Rata adalah metode penghitungan persediaan yang mengasumsikan bahwa harga barang yang terjual adalah rata-rata harga pembelian barang tersebut. Dalam metode ini, nilai persediaan dihitung dengan cara menghitung rata-rata harga pembelian barang.

Untuk menghitung persediaan dengan metode Harga Rata-Rata, kita perlu menghitung nilai rata-rata harga pembelian barang. Berikut adalah contoh perhitungannya:

  1. Total jumlah barang = 100 unit
  2. Total harga pembelian = (50 x Rp. 10.000,-) + (50 x Rp. 12.000,-) = Rp. 1.100.000,-
  3. Rata-rata harga pembelian = Rp. 1.100.000,- / 100 unit = Rp. 11.000,-
  4. Total nilai persediaan = 100 unit x Rp. 11.000,- = Rp. 1.100.000,-

Dari perhitungan di atas, nilai persediaan dengan metode Harga Rata-Rata adalah Rp. 1.100.000,-

FAQ

Apa saja faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan?

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan, di antaranya:

  • Tingkat permintaan pelanggan
  • Jangka waktu pengadaan bahan baku atau barang jadi
  • Biaya penyimpanan dan penanganan persediaan
  • Kualitas dan keawetan barang
  • Ketersediaan dana untuk pembelian persediaan

Kapan harus melakukan penghitungan persediaan?

Penghitungan persediaan sebaiknya dilakukan secara reguler, terutama pada akhir periode akuntansi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa nilai persediaan yang tercatat di dalam neraca perusahaan adalah nilai yang sebenarnya.

Apa dampak dari pengelolaan persediaan yang buruk?

Pengelolaan persediaan yang buruk dapat memiliki dampak yang merugikan bagi perusahaan, di antaranya:

  • Kelebihan persediaan yang tidak terjual dapat mengakibatkan biaya penyimpanan dan penanganan yang tinggi
  • Kekurangan persediaan dapat menyebabkan kerugian karena pelanggan potensial kehilangan minat pada produk yang tidak tersedia
  • Salah perhitungan persediaan dapat menyebabkan kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, yang dapat berdampak pada keputusan manajemen

Kesimpulan

Sekian pembahasan mengenai cara menghitung persediaan. Penting bagi kita untuk memahami cara menghitung persediaan dengan benar, untuk dapat mengelola persediaan dengan tepat dan meminimalkan risiko kerugian bagi perusahaan. Dalam menghitung persediaan, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, di antaranya metode FIFO, LIFO, dan Harga Rata-Rata. Pilihlah metode yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pastikan pengelolaan persediaan dilakukan secara baik dan teratur.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya

Cara Menghitung Persediaan