Contoh Cara Menghitung BEP: Panduan Lengkap untuk Sobat TeknoBgt

Hello Sobat TeknoBgt! Apakah kamu sedang berencana membuka usaha atau sedang mengembangkan bisnis yang sudah ada? Salah satu hal penting yang perlu kamu ketahui adalah cara menghitung BEP atau Break Even Point. BEP adalah titik impas di mana pengusaha tidak merugi dan tidak untung. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara lengkap tentang contoh cara menghitung BEP agar kamu dapat merencanakan bisnis dengan lebih matang.

Apa itu BEP?

Sebelum memulai, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu BEP. BEP adalah titik impas di mana total biaya dan total penerimaan sama. Dalam kata lain, BEP adalah saat pengusaha tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. Melalui penghitungan BEP, kamu dapat mengetahui berapa jumlah produk atau jasa yang perlu kamu jual agar bisnis kamu tetap berjalan tanpa merugi.

1. Faktor yang Mempengaruhi BEP

Sebelum kita membahas cara menghitung BEP, ada beberapa faktor yang perlu kamu ketahui terlebih dahulu. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh dalam menghitung BEP. Harga jual harus ditetapkan dengan baik, biaya variabel harus diperhitungkan dengan akurat, dan biaya tetap harus dihitung secara tepat.

2. Rumus Menghitung BEP

Untuk menghitung BEP, kamu dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

BEP = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Rumus tersebut dapat diubah menjadi:

BEP x (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit) = Total Biaya Tetap

Dalam penghitungan BEP, kamu perlu mengetahui harga jual per unit, biaya variabel per unit, dan total biaya tetap.

3. Contoh Cara Menghitung BEP

Untuk memahami lebih lanjut, mari kita lihat contoh perhitungan BEP.

Contoh kasus: Seorang pengusaha ingin membuka usaha katering sederhana. Berikut adalah data yang diperoleh:

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghitung kontribusi margin per porsi. Kontribusi margin adalah selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit.

Kontribusi margin per porsi = Harga Jual per Porsi – Biaya Variabel per Porsi = Rp 20.000,- – Rp 10.000,- = Rp 10.000,-

Setelah mengetahui kontribusi margin per porsi, langkah selanjutnya adalah menghitung BEP.

BEP = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Porsi = Rp 2.000.000,- / Rp 10.000,- = 200 porsi

Dari contoh di atas, kamu dapat mengetahui bahwa untuk mencapai BEP, pengusaha harus menjual minimal 200 porsi dalam sebulan.

FAQ Mengenai Cara Menghitung BEP

1. Apa kegunaan BEP dalam bisnis?

BEP digunakan untuk mengetahui jumlah produk atau jasa yang harus dijual agar bisnis tetap dapat berjalan tanpa merugi. BEP juga dapat digunakan untuk memperkirakan laba atau keuntungan yang akan dihasilkan ketika penjualan lebih dari jumlah BEP.

2. Apa beda antara BEP dan ROI?

BEP adalah jumlah minimum produk atau jasa yang perlu dijual agar bisnis tidak merugi. Sementara itu, ROI atau Return on Investment adalah rasio yang menghitung seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dari investasi. ROI tidak berkaitan langsung dengan BEP.

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi BEP?

Faktor-faktor yang mempengaruhi BEP antara lain harga jual, biaya variabel, dan biaya tetap. Semakin tinggi harga jual, semakin rendah biaya variabel, dan semakin rendah biaya tetap, maka BEP akan semakin rendah.

Penutup

Itulah pembahasan lengkap mengenai contoh cara menghitung BEP. Dengan mengetahui cara menghitung BEP, kamu dapat merencanakan bisnis dengan lebih matang dan mengurangi risiko kerugian. Selalu ingat untuk menghitung biaya dengan akurat dan menetapkan harga jual yang tepat agar bisnis kamu sukses. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Contoh Cara Menghitung BEP: Panduan Lengkap untuk Sobat TeknoBgt