Cara Menghitung Likuiditas – Sobat TeknoBgt

Salam hangat untuk Sobat TeknoBgt! Dalam dunia bisnis, likuiditas sangat penting untuk dihitung karena menunjukkan seberapa likuid atau mudahnya aset perusahaan diubah menjadi uang tunai untuk memenuhi kewajiban atau membayar hutang. Di artikel ini, kita akan membahas cara menghitung likuiditas dengan mudah dan sederhana.

Pengertian Likuiditas

Sebelum memulai, pertama-tama mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan likuiditas. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan mudah dan cepat, tanpa mengalami kesulitan dalam mengubah aset menjadi uang tunai. Semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan, maka semakin mudah perusahaan tersebut memenuhi kewajiban keuangannya.

Indikator Likuiditas

Ada beberapa indikator likuiditas yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, antara lain:

No.Indikator LikuiditasRumus
1Rasio LancarAset Lancar / Hutang Lancar
2Rasio Cepat(Aset Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar
3Rasio KasKas dan Setara Kas / Hutang Lancar
4Rasio Kas Bersih Terhadap PenjualanKas dan Setara Kas / (Penjualan Tahunan / 360)

Dari keempat indikator likuiditas di atas, rasio lancar dan rasio cepat adalah yang paling umum digunakan. Kedua rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.

Cara Menghitung Rasio Lancar

Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Berikut adalah cara menghitung rasio lancar:

  1. Hitung total aset lancar yang dimiliki perusahaan.
  2. Hitung total hutang lancar yang harus segera dibayar.
  3. Bagi total aset lancar dengan total hutang lancar. Hasilnya adalah rasio lancar.
  4. Interpretasikan hasil rasio lancar. Rasio lancar yang baik adalah di atas 1, artinya perusahaan memiliki lebih banyak aset lancar daripada hutang lancarnya.

Berikut adalah contoh perhitungan rasio lancar:

Contoh: PT ABC memiliki aset lancar sebesar Rp 2 miliar dan hutang lancar sebesar Rp 1 miliar. Berapakah rasio lancar PT ABC?

  1. Total aset lancar = Rp 2 miliar
  2. Total hutang lancar = Rp 1 miliar
  3. Rasio lancar = Total Aset Lancar / Total Hutang Lancar = Rp 2 miliar / Rp 1 miliar = 2
  4. Interpretasi: Rasio lancar PT ABC adalah 2, yang berarti perusahaan memiliki 2 kali lebih banyak aset lancar daripada hutang lancarnya.

Cara Menghitung Rasio Cepat

Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dapat segera diubah menjadi uang tunai, seperti kas, piutang dagang, dan surat-surat berharga. Berikut adalah cara menghitung rasio cepat:

  1. Hitung total aset lancar yang dapat segera diubah menjadi uang tunai (aset lancar dikurangi persediaan).
  2. Hitung total hutang lancar yang harus segera dibayar.
  3. Bagi total aset lancar yang dapat segera diubah menjadi uang tunai dengan total hutang lancar. Hasilnya adalah rasio cepat.
  4. Interpretasikan hasil rasio cepat. Rasio cepat yang baik adalah di atas 1, artinya perusahaan memiliki lebih banyak aset yang dapat segera diubah menjadi uang tunai daripada hutang lancarnya.

Berikut adalah contoh perhitungan rasio cepat:

Contoh: PT XYZ memiliki aset lancar sebesar Rp 2 miliar, persediaan sebesar Rp 500 juta, dan hutang lancar sebesar Rp 1 miliar. Berapakah rasio cepat PT XYZ?

  1. Total aset lancar yang dapat segera diubah menjadi uang tunai = Total Aset Lancar – Persediaan = Rp 2 miliar – Rp 500 juta = Rp 1,5 miliar
  2. Total hutang lancar = Rp 1 miliar
  3. Rasio cepat = Aset Lancar yang Dapat Segera Diubah menjadi Uang Tunai / Total Hutang Lancar = Rp 1,5 miliar / Rp 1 miliar = 1,5
  4. Interpretasi: Rasio cepat PT XYZ adalah 1,5, yang berarti perusahaan memiliki 1,5 kali lebih banyak aset yang dapat segera diubah menjadi uang tunai daripada hutang lancarnya.

Cara Menghitung Rasio Kas

Rasio kas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki. Berikut adalah cara menghitung rasio kas:

  1. Hitung total kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan.
  2. Hitung total hutang lancar yang harus segera dibayar.
  3. Bagi total kas dan setara kas dengan total hutang lancar. Hasilnya adalah rasio kas.
  4. Interpretasikan hasil rasio kas. Rasio kas yang baik adalah di atas 1, artinya perusahaan memiliki lebih banyak kas dan setara kas daripada hutang lancarnya.

Berikut adalah contoh perhitungan rasio kas:

Contoh: PT DEF memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 500 juta dan hutang lancar sebesar Rp 400 juta. Berapakah rasio kas PT DEF?

  1. Total kas dan setara kas = Rp 500 juta
  2. Total hutang lancar = Rp 400 juta
  3. Rasio kas = Kas dan Setara Kas / Total Hutang Lancar = Rp 500 juta / Rp 400 juta = 1,25
  4. Interpretasi: Rasio kas PT DEF adalah 1,25, yang berarti perusahaan memiliki 1,25 kali lebih banyak kas dan setara kas daripada hutang lancarnya.

Cara Menghitung Rasio Kas Bersih Terhadap Penjualan

Rasio kas bersih terhadap penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan likuiditas pada saat melakukan penjualan. Berikut adalah cara menghitung rasio kas bersih terhadap penjualan:

  1. Hitung total kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan.
  2. Hitung total penjualan perusahaan dalam satu tahun.
  3. Bagi total kas dan setara kas dengan (total penjualan perusahaan / 360 hari). Hasilnya adalah rasio kas bersih terhadap penjualan.
  4. Interpretasikan hasil rasio kas bersih terhadap penjualan. Semakin tinggi nilai rasio, semakin likuid perusahaan dalam menjalankan operasinya.

Berikut adalah contoh perhitungan rasio kas bersih terhadap penjualan:

Contoh: PT GHI memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 1 miliar dan total penjualan perusahaan dalam satu tahun sebesar Rp 10 miliar. Berapakah rasio kas bersih terhadap penjualan PT GHI?

  1. Total kas dan setara kas = Rp 1 miliar
  2. Total penjualan perusahaan dalam satu tahun = Rp 10 miliar
  3. Rasio kas bersih terhadap penjualan = Kas dan Setara Kas / (Total Penjualan Tahunan / 360) = Rp 1 miliar / (Rp 10 miliar / 360) = 36
  4. Interpretasi: Rasio kas bersih terhadap penjualan PT GHI adalah 36, yang berarti perusahaan sangat likuid dalam menjalankan operasinya.

Pertanyaan Umum

1. Apa yang dimaksud dengan likuiditas?

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan mudah dan cepat, tanpa mengalami kesulitan dalam mengubah aset menjadi uang tunai.

2. Mengapa likuiditas penting dalam bisnis?

Likuiditas penting karena menunjukkan seberapa likuid atau mudahnya aset perusahaan diubah menjadi uang tunai untuk memenuhi kewajiban atau membayar hutang. Semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan, maka semakin mudah perusahaan tersebut memenuhi kewajiban keuangannya.

3. Apa saja indikator likuiditas yang dapat digunakan?

Beberapa indikator likuiditas yang dapat digunakan antara lain rasio lancar, rasio cepat, rasio kas, dan rasio kas bersih terhadap penjualan.

4. Bagaimana cara menghitung rasio lancar?

Cara menghitung rasio lancar adalah dengan menghitung total aset lancar yang dimiliki perusahaan, total hutang lancar yang harus segera dibayar, dan membagi total aset lancar dengan total hutang lancar. Hasilnya adalah rasio lancar.

5. Apa yang dimaksud dengan rasio cepat?

Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dapat segera diubah menjadi uang tunai, seperti kas, piutang dagang, dan surat-surat berharga.

6. Bagaimana cara menghitung rasio cepat?

Cara menghitung rasio cepat adalah dengan menghitung total aset lancar yang dapat segera diubah menjadi uang tunai (aset lancar dikurangi persediaan), total hutang lancar yang harus segera dibayar, dan membagi total aset lancar yang dapat segera diubah menjadi uang tunai dengan total hutang lancar. Hasilnya adalah rasio cepat.

7. Apa yang dimaksud dengan rasio kas?

Rasio kas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki.

8. Bagaimana cara menghitung rasio kas?

Cara menghitung rasio kas adalah dengan menghitung total kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan, total hutang lancar yang harus segera dibayar, dan membagi total kas dan setara kas dengan total hutang lancar. Hasilnya adalah rasio kas.

9. Apa yang dimaksud dengan rasio kas bersih terhadap penjualan?

Rasio kas bersih terhadap penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan likuiditas pada saat melakukan penjualan.

10. Bagaimana cara menghitung rasio kas bersih terhadap penjualan?

Cara menghitung rasio kas bersih terhadap penjualan adalah dengan menghitung total kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan, total penjualan perusahaan dalam satu tahun, dan membagi total kas dan setara kas dengan (total penjualan perusahaan / 360 hari). Hasilnya adalah rasio kas bersih terhadap penjualan.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas cara menghitung likuiditas dengan menggunakan beberapa indikator likuiditas, yaitu rasio lancar, rasio cepat, rasio kas, dan rasio kas bersih terhadap penjualan. Dengan memahami likuiditas, perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan asetnya dan memaksimalkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban keuangannya. Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Likuiditas – Sobat TeknoBgt