Halo Sobat TeknoBgt! Jika kamu sedang belajar statistika atau sedang melakukan penelitian, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah koefisien determinasi. Koefisien determinasi adalah salah satu ukuran untuk mengetahui seberapa baik model regresi kamu dalam menjelaskan variabilitas data. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang cara menghitung koefisien determinasi. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Pengertian Koefisien Determinasi
Sebelum membahas cara menghitung koefisien determinasi, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu koefisien determinasi. Koefisien determinasi adalah ukuran seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dalam sebuah model regresi. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1, yang menunjukkan seberapa besar persentase variabilitas data yang dapat dijelaskan oleh model regresi.
Contohnya, apabila nilai koefisien determinasi adalah 0.8, maka dapat diartikan bahwa 80% variasi data dapat dijelaskan oleh model regresi, sedangkan 20% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
2. Rumus Koefisien Determinasi
Rumus koefisien determinasi adalah:
Rumus Koefisien Determinasi |
---|
R^2 = 1 – (SSres / SStot) |
Di mana:
- R^2 adalah koefisien determinasi
- SSres adalah jumlah kuadrat residual
- SStot adalah jumlah kuadrat total
Untuk menghitung koefisien determinasi, kita perlu menghitung terlebih dahulu jumlah kuadrat residual dan jumlah kuadrat total. Berikut adalah cara menghitungnya.
3. Cara Menghitung Jumlah Kuadrat Residual
Jumlah kuadrat residual adalah jumlah dari selisih antara nilai observasi asli (y) dengan nilai perkiraan (ŷ) pada model regresi, yang kemudian dikuadratkan. Rumusnya adalah:
Rumus Jumlah Kuadrat Residual |
---|
SSres = Σ (y – ŷ)^2 |
Dalam rumus di atas, Σ menunjukkan jumlah dari seluruh data. Dalam hal ini, kita menghitung jumlah kuadrat residual untuk setiap data pada dataset kita.
4. Cara Menghitung Jumlah Kuadrat Total
Jumlah kuadrat total adalah jumlah dari selisih antara nilai observasi asli (y) dengan nilai rata-rata dari seluruh data (ȳ), yang kemudian dikuadratkan. Rumusnya adalah:
Rumus Jumlah Kuadrat Total |
---|
SStot = Σ (y – ȳ)^2 |
Dalam rumus di atas, Σ menunjukkan jumlah dari seluruh data. Kita menghitung jumlah kuadrat total untuk setiap data pada dataset kita.
5. Contoh Penghitungan Koefisien Determinasi
Untuk memahami lebih jelas tentang cara menghitung koefisien determinasi, berikut adalah contoh perhitungannya:
x | y | ŷ | (y – ŷ)^2 | (y – ȳ)^2 |
---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 1 | 4 |
2 | 4 | 5 | 1 | 1 |
3 | 5 | 7 | 4 | 0 |
4 | 7 | 9 | 4 | 4 |
5 | 8 | 11 | 9 | 9 |
Dari tabel di atas, kita dapat menghitung jumlah kuadrat residual dan jumlah kuadrat total sebagai berikut:
Σ (y – ŷ)^2 | Σ (y – ȳ)^2 |
---|---|
19 | 18 |
Dari hasil perhitungan di atas, kita dapat menghitung koefisien determinasi dengan menggunakan rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya:
R^2 |
---|
R^2 = 1 – (SSres / SStot) |
R^2 = 1 – (19 / 18) |
R^2 = -0.055 |
Dalam contoh di atas, koefisien determinasi bernilai negatif, yang menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan tidak cocok untuk data tersebut. Pada umumnya, koefisien determinasi yang baik adalah yang memiliki nilai antara 0.7 sampai 0.9, atau bahkan lebih besar dari 0.9.
6. Interpretasi Koefisien Determinasi
Setelah kita menghitung koefisien determinasi, selanjutnya adalah melakukan interpretasi dari nilai koefisien determinasi tersebut. Berikut adalah beberapa interpretasi koefisien determinasi yang perlu Sobat TeknoBgt ketahui:
- Jika koefisien determinasi bernilai 0, artinya ada hubungan linear yang lemah atau tidak ada hubungan sama sekali antara variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi.
- Jika koefisien determinasi bernilai antara 0 hingga 0.3, artinya ada hubungan linear yang sangat lemah antara variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi.
- Jika koefisien determinasi bernilai antara 0.3 hingga 0.5, artinya ada hubungan linear yang cukup antara variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi.
- Jika koefisien determinasi bernilai antara 0.5 hingga 0.7, artinya ada hubungan linear yang kuat antara variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi.
- Jika koefisien determinasi bernilai antara 0.7 hingga 0.9, artinya ada hubungan linear yang sangat kuat antara variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi.
- Jika koefisien determinasi bernilai lebih dari 0.9, artinya ada hubungan linear yang sangat sangat kuat antara variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi.
7. Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas secara lengkap tentang cara menghitung koefisien determinasi, yang merupakan salah satu ukuran untuk mengetahui seberapa baik model regresi kita dalam menjelaskan variabilitas data. Dalam menghitung koefisien determinasi, kita perlu menghitung terlebih dahulu jumlah kuadrat residual dan jumlah kuadrat total. Setelah itu, kita dapat menghitung koefisien determinasi menggunakan rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya. Interpretasi dari nilai koefisien determinasi dapat memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt yang sedang belajar atau melakukan penelitian. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!