Hello Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas cara menghitung besarnya usaha. Bagi para pebisnis, menghitung besarnya usaha sangatlah penting untuk menentukan keuntungan dan kerugian yang didapatkan. Oleh karena itu, artikel ini akan memberikan panduan lengkap dalam menghitung besarnya usaha. Yuk simak!
Pendahuluan
Bila Sobat TeknoBgt sudah memulai usaha, maka Sobat TeknoBgt harus mengetahui besarnya usaha yang dihasilkan. Besarnya usaha ini menunjukkan sejauh mana usaha yang sudah dijalankan. Dengan mengetahui besarnya usaha, Sobat TeknoBgt dapat menilai apakah usaha tersebut sudah menguntungkan atau masih merugi.
Untuk menghitung besarnya usaha, Sobat TeknoBgt harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor tersebut antara lain biaya, laba, harga pokok penjualan, dan lain-lain. Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut, barulah Sobat TeknoBgt dapat menghitung besarnya usaha. Berikut langkah-langkahnya:
Langkah-Langkah Menghitung Besarnya Usaha
1. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi barang yang dijual. HPP dapat dihitung dengan cara:
No | Keterangan | Jumlah |
---|---|---|
1 | Bahan baku | Rp. 10.000.000 |
2 | Biaya tenaga kerja langsung | Rp. 5.000.000 |
3 | Biaya produksi lainnya | Rp. 2.000.000 |
Total | Rp. 17.000.000 |
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa HPP adalah Rp. 17.000.000.
2. Menghitung Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha adalah total penerimaan dari hasil penjualan barang. Pendapatan usaha dapat dihitung dengan cara:
No | Keterangan | Jumlah |
---|---|---|
1 | Jumlah barang yang terjual | 100 pcs |
2 | Harga jual per pcs | Rp. 500.000 |
Total | Rp. 50.000.000 |
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pendapatan usaha adalah Rp. 50.000.000.
3. Menghitung Laba Kotor
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan usaha dan HPP. Laba kotor dapat dihitung dengan cara:
No | Keterangan | Jumlah |
---|---|---|
1 | Pendapatan usaha | Rp. 50.000.000 |
2 | HPP | Rp. 17.000.000 |
3 | Laba kotor | Rp. 33.000.000 |
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa laba kotor adalah Rp. 33.000.000.
4. Menghitung Biaya-Biaya Lainnya
Setelah memperoleh laba kotor, Sobat TeknoBgt harus menghitung biaya-biaya lainnya, seperti biaya listrik, biaya sewa, dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut akan mengurangi laba kotor yang didapatkan. Setelah dikurangi biaya-biaya tersebut, Sobat TeknoBgt akan memperoleh laba bersih.
5. Menghitung Laba Bersih
Laba bersih adalah laba yang didapatkan setelah dikurangi biaya-biaya lainnya. Laba bersih dapat dihitung dengan cara:
No | Keterangan | Jumlah |
---|---|---|
1 | Laba kotor | Rp. 33.000.000 |
2 | Biaya-biaya lainnya | Rp. 5.000.000 |
3 | Laba bersih | Rp. 28.000.000 |
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa laba bersih adalah Rp. 28.000.000.
FAQ
Apa yang dimaksud dengan harga pokok penjualan?
Harga pokok penjualan (HPP) adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi barang yang dijual. HPP terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi lainnya, dan lain-lain.
Apa yang dimaksud dengan pendapatan usaha?
Pendapatan usaha adalah total penerimaan dari hasil penjualan barang.
Apa yang dimaksud dengan laba kotor?
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan usaha dan HPP.
Apa yang dimaksud dengan laba bersih?
Laba bersih adalah laba yang didapatkan setelah dikurangi biaya-biaya lainnya.
Kesimpulan
Sekarang Sobat TeknoBgt sudah mengetahui cara menghitung besarnya usaha. Dalam menghitung besarnya usaha, Sobat TeknoBgt harus memperhatikan beberapa faktor, seperti biaya, laba, harga pokok penjualan, dan lain-lain. Dengan mengetahui besarnya usaha, Sobat TeknoBgt dapat menentukan keuntungan dan kerugian yang didapatkan. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!