Cara Menghitung Debt to Equity Ratio: Panduan Lengkap

Halo Sobat TeknoBgt! Apakah kamu juga tertarik untuk investasi di pasar saham? Salah satu hal yang perlu kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi adalah memahami rasio keuangan dari perusahaan yang kamu incar. Salah satunya adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas secara lengkap cara menghitung DER dan bagaimana memahami arti dari rasio keuangan ini. Yuk simak!

Apa itu Debt to Equity Ratio?

DER adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar utang perusahaan dibandingkan dengan ekuitas atau modal yang tersedia. Rasio ini menunjukkan seberapa besar proporsi dana yang digunakan oleh perusahaan berasal dari utang dan seberapa besar proporsi berasal dari modal pemilik perusahaan.

Dalam istilah yang lebih sederhana, DER mencerminkan berapa banyak hutang yang harus dibayar oleh perusahaan dibandingkan dengan dana yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan.

Bagaimana Rumus Cara Menghitung Debt to Equity Ratio?

Rumus untuk menghitung DER adalah:

Debt to Equity Ratio=Total Hutang/Ekuitas

Dalam rumus ini, Total Hutang adalah jumlah utang perusahaan, dan Ekuitas adalah jumlah modal atau dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.

Kenapa Debt to Equity Ratio Penting?

DER adalah salah satu rasio keuangan yang penting dalam menganalisis kesehatan finansial perusahaan. DER membantu investor dan analis keuangan untuk memahami berapa banyak utang yang harus dibayar oleh perusahaan dibandingkan dengan dana yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan.

Dengan mengetahui DER, investor dapat memutuskan apakah perusahaan tersebut sehat secara finansial atau tidak. Jika DER tinggi, artinya perusahaan mengandalkan utang untuk membiayai operasinya, dan hal ini dapat menimbulkan risiko ketika suku bunga naik atau kondisi bisnis memburuk.

Sebaliknya, jika DER rendah, artinya perusahaan memiliki dana yang cukup untuk membiayai operasinya tanpa mengandalkan utang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sehat secara finansial dan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang di masa depan.

Cara Menginterpretasikan Debt to Equity Ratio

DER memiliki interpretasi yang berbeda-beda tergantung pada industri atau sektor bisnis dari perusahaan yang dianalisis. Ada beberapa panduan umum yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan DER:

1. DER di bawah 1

Jika DER kurang dari 1, artinya jumlah ekuitas lebih besar dari jumlah utang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengandalkan modal pemilik lebih banyak daripada utang, dan perusahaan ini cenderung lebih stabil secara finansial.

2. DER sama dengan 1

Jika DER sama dengan 1, artinya jumlah utang sama dengan jumlah ekuitas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan sumber pendanaan yang seimbang antara utang dan ekuitas.

3. DER di atas 1

Jika DER lebih dari 1, artinya jumlah utang lebih besar dari jumlah ekuitas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengandalkan utang lebih banyak daripada modal pemilik, dan perusahaan ini cenderung lebih berisiko secara finansial.

4. DER yang terlalu tinggi

Jika DER terlalu tinggi, misalnya di atas 2 atau 3, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sangat mengandalkan utang untuk membiayai operasinya. Hal ini dapat menimbulkan risiko ketika suku bunga naik atau kondisi bisnis memburuk.

Bagaimana Cara Menghitung & Membandingkan DER?

Cara menghitung DER cukup sederhana, namun membandingkan DER antara perusahaan-perusahaan yang berbeda dapat menjadi lebih rumit. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membandingkan DER:

1. Sektoral

DER yang sehat dapat berbeda-beda antara sektor bisnis yang berbeda. Misalnya, industri yang stabil seperti perbankan dapat memiliki DER yang lebih tinggi daripada industri yang rawan fluktuasi seperti konstruksi.

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran dan tingkat pertumbuhan perusahaan juga dapat memengaruhi DER. Perusahaan yang lebih besar mungkin memiliki DER yang lebih rendah karena modal pemilik yang lebih besar, sementara perusahaan yang lebih kecil mungkin memiliki DER yang lebih tinggi karena bergantung pada utang untuk membiayai pertumbuhannya.

3. Riwayat Utang

Riwayat utang perusahaan juga dapat memengaruhi DER. Perusahaan yang memiliki riwayat pembayaran utang yang baik akan cenderung memiliki DER yang lebih rendah, sementara perusahaan yang sering terlambat membayar utang atau memiliki hutang yang tidak terkendali akan memiliki DER yang lebih tinggi.

FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa perbedaan antara DER dengan Total Debt to Equity Ratio?

DER hanya membandingkan utang dengan ekuitas, sedangkan Total Debt to Equity Ratio membandingkan total kewajiban dengan ekuitas. Total kewajiban mencakup utang jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan DER hanya memperhitungkan utang jangka panjang.

2. Apa yang menjadi penyebab DER tinggi?

DER yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penggunaan utang untuk membiayai ekspansi bisnis, pengambilan risiko keuangan yang terlalu tinggi, atau kondisi pasar yang sulit.

3. Apa yang menjadi penyebab DER rendah?

DER yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mengandalkan modal pemilik lebih banyak daripada utang. Hal ini dapat disebabkan oleh kebijakan keuangan yang hati-hati, pertumbuhan bisnis yang stabil, atau modal pemilik yang besar.

4. Apa yang harus dilakukan jika DER perusahaan terlalu tinggi?

Jika DER perusahaan terlalu tinggi, perusahaan dapat mengambil beberapa tindakan untuk mengurangi risiko keuangan. Misalnya, perusahaan dapat mengurangi utang dengan cara menerbitkan saham baru atau menjual aset yang tidak terpakai. Perusahaan juga dapat mengurangi biaya operasional atau meningkatkan pendapatan untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi ketergantungan pada utang.

5. Apa yang harus dilakukan jika DER perusahaan terlalu rendah?

Jika DER perusahaan terlalu rendah, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mengambil utang untuk membiayai ekspansi bisnis atau meningkatkan dividen untuk membangkitkan minat investor.

Kesimpulan

Sekarang kamu sudah memahami cara menghitung Debt to Equity Ratio dan bagaimana memahami arti dari rasio keuangan ini. Ingatlah bahwa DER adalah salah satu rasio keuangan yang penting untuk diperhatikan ketika memilih saham untuk diinvestasikan.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, pastikan kamu memahami kondisi keuangan perusahaan dengan baik, termasuk melihat rasio keuangan seperti DER.

Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat untuk kamu, Sobat TeknoBgt! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Debt to Equity Ratio: Panduan Lengkap