Cara Menghitung Biaya Overhead

Halo Sobat TeknoBgt, pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai cara menghitung biaya overhead. Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional, namun tidak terkait langsung dengan produksi barang atau jasa. Biaya overhead bersifat tidak tetap dan dapat berubah-ubah tergantung dari jenis industri dan ukuran perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk menghitung biaya overhead yang tepat agar dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik.

Apa Saja Jenis-Jenis Biaya Overhead?

Sebelum kita membahas cara menghitung biaya overhead, mari kita terlebih dahulu memahami jenis-jenis biaya overhead yang ada:

Jenis Biaya OverheadKeterangan
Biaya Bahan BakuBiaya untuk bahan baku yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau jasa.
Biaya KaryawanBiaya untuk gaji, tunjangan, dan insentif karyawan yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau jasa.
Biaya AdministrasiBiaya untuk administrasi perusahaan, seperti biaya sewa kantor, listrik, dan air.
Biaya PemasaranBiaya untuk promosi dan pemasaran produk atau jasa.

Dengan memahami jenis-jenis biaya overhead yang ada, perusahaan dapat lebih mudah mengidentifikasi dan menghitung biaya overhead yang dibutuhkan.

Bagaimana Cara Menghitung Biaya Overhead?

Setelah mengetahui jenis-jenis biaya overhead, kini saatnya kita membahas cara menghitung biaya overhead. Ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode persentase dan metode biaya aktual.

Metode Persentase

Metode persentase adalah metode yang paling umum digunakan oleh perusahaan. Pada metode ini, perusahaan menentukan persentase biaya overhead dari total biaya produksi. Persentase yang diterapkan biasanya berkisar antara 2% hingga 10% tergantung dari jenis industri dan ukuran perusahaan.

Contoh:

Jika total biaya produksi sebesar Rp. 100.000.000,- dan persentase biaya overhead yang diterapkan sebesar 5%, maka biaya overhead yang harus dibayarkan adalah:

Besarnya Biaya Overhead = Rp. 100.000.000,- x 5% = Rp. 5.000.000,-

Metode Biaya Aktual

Metode biaya aktual adalah metode yang menghitung biaya overhead sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Metode ini lebih akurat namun lebih rumit dibandingkan dengan metode persentase.

Contoh:

Jika perusahaan mengeluarkan biaya untuk gaji karyawan sebesar Rp. 10.000.000,-, biaya sewa kantor sebesar Rp. 5.000.000,-, dan biaya lain-lain sebesar Rp. 2.000.000,- dalam satu bulan, maka biaya overhead total adalah:

Biaya Overhead Total = Rp. 10.000.000,- + Rp. 5.000.000,- + Rp. 2.000.000,- = Rp. 17.000.000,-

FAQ (Frequently Asked Questions)

Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Biaya Overhead?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya biaya overhead, antara lain:

  • Ukuran perusahaan
  • Jenis industri
  • Kondisi ekonomi
  • Lokasi perusahaan
  • Kebijakan pemerintah

Apa Dampak dari Salah Menghitung Biaya Overhead?

Jika perusahaan salah menghitung biaya overhead, maka akan berdampak pada keputusan bisnis yang diambil. Jika biaya overhead terlalu rendah, perusahaan mungkin akan merugi karena tidak dapat mengcover biaya-biaya operasional yang sebenarnya. Namun, jika biaya overhead terlalu tinggi, maka biaya produksi akan membengkak dan harga produk atau jasa akan menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menghitung biaya overhead yang akurat dan tepat.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita sudah membahas mengenai cara menghitung biaya overhead. Ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode persentase dan metode biaya aktual. Perusahaan harus memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Dengan menghitung biaya overhead yang tepat, perusahaan dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan menghindari kerugian.

Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Biaya Overhead