Sobat TeknoBgt, dalam bisnis atau investasi, aset memiliki peran penting untuk menunjang keberhasilan bisnis atau investasi tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, nilai aset tersebut akan mengalami penurunan akibat faktor-faktor seperti penyusutan, perubahan teknologi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebagai pemilik aset, Anda perlu menghitung penyusutan agar dapat mengetahui berapa nilai aset Anda pada setiap periode tertentu. Pada artikel kali ini, kita akan membahas cara menghitung penyusutan metode garis lurus.
Apa itu Metode Garis Lurus?
Metode garis lurus adalah salah satu metode penyusutan yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Penyusutan metode garis lurus mengasumsikan bahwa nilai aset berkurang secara linier setiap tahunnya. Dalam metode ini, biaya aset dikurangi dengan nilai sisa yang dihitung dengan cara membagi harga beli dengan umur ekonomis aset tersebut.
Umur ekonomis aset adalah masa waktu yang diperkirakan aset tersebut dapat digunakan secara produktif. Setelah masa umur ekonomis aset habis, aset tersebut dianggap tak memiliki nilai ekonomis dan akan dihapus dari daftar aset bisnis atau investasi.
Contoh Perhitungan Metode Garis Lurus
Anggaplah sebuah perusahaan membeli mesin seharga Rp 100.000.000 dengan masa pakai selama 5 tahun. Berdasarkan umur aset tersebut, masa penyusutan bisa dihitung dengan cara:
Tahun ke- | Biaya perolehan | Nilai sisa | Biaya penyusutan tahunan |
---|---|---|---|
1 | Rp 100.000.000 | Rp 20.000.000 | Rp 16.000.000 |
2 | – | Rp 16.000.000 | Rp 16.000.000 |
3 | – | Rp 12.000.000 | Rp 16.000.000 |
4 | – | Rp 8.000.000 | Rp 16.000.000 |
5 | – | Rp 4.000.000 | Rp 16.000.000 |
Dalam tabel di atas, biaya penyusutan tahunan dihitung dengan menjumlahkan biaya perolehan aset dengan nilai sisa aset, lalu dijumlahkan hasilnya pada kolom biaya penyusutan tahunan. Contoh perhitungan di atas hanya sebagai gambaran umum, karena pada kenyataannya, metode penyusutan bisa berbeda-beda tergantung pada aset yang dimiliki.
Cara Menghitung Penyusutan Metode Garis Lurus
1. Hitung biaya perolehan aset
Biaya perolehan adalah harga aset saat awal dibeli, termasuk biaya pengiriman atau instalasi jika ada. Misalnya, Anda membeli mesin seharga Rp 100.000.000, maka biaya perolehan aset tersebut adalah Rp 100.000.000.
2. Tentukan nilai sisa aset
Nilai sisa adalah nilai aset jika dijual atau dipindahtangankan pada masa yang akan datang. Nilai sisa dapat dihitung dengan memperkirakan nilai jual aset di masa depan dan mengurangi biaya perolehan dengan nilai tersebut. Misalnya, jika Anda memperkirakan nilai jual mesin di masa depan sebesar Rp 20.000.000, maka nilai sisa aset tersebut adalah Rp 20.000.000.
3. Hitung biaya penyusutan tahunan
Biaya penyusutan tahunan dapat dihitung dengan membagi selisih antara biaya perolehan dan nilai sisa dengan umur ekonomis aset. Misalnya, jika biaya perolehan mesin adalah Rp 100.000.000, nilai sisa adalah Rp 20.000.000, dan umur ekonomis aset adalah 5 tahun, maka biaya penyusutan tahunan adalah Rp 16.000.000.
4. Catat penyusutan pada neraca keuangan
Setelah biaya penyusutan tahunan dihitung, catat nilai tersebut pada neraca keuangan sebagai penurunan nilai aset. Ini akan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan atau investasi Anda.
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. Apa itu metode penyusutan garis lurus?
Metode garis lurus adalah salah satu metode penyusutan yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Penyusutan metode garis lurus mengasumsikan bahwa nilai aset berkurang secara linier setiap tahunnya.
2. Bagaimana cara menghitung masa pakai aset dan umur ekonomis?
Masa pakai aset dan umur ekonomis dapat dihitung dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti teknologi, perubahan industri, dan pemeliharaan yang diperlukan. Biasanya, umur ekonomis dihitung dengan memperkirakan jumlah tahun aset dapat digunakan secara produktif.
3. Bagaimana cara menentukan nilai sisa aset?
Nilai sisa dapat dihitung dengan memperkirakan nilai jual aset di masa depan dan mengurangi biaya perolehan dengan nilai tersebut.
4. Apa bedanya metode garis lurus dengan metode penyusutan degressif?
Metode garis lurus mengasumsikan bahwa nilai aset berkurang secara linier setiap tahunnya, sedangkan metode penyusutan degressif mengasumsikan bahwa nilai aset berkurang secara eksponensial (lebih cepat) di awal masa pakai.
5. Apa hasil perhitungan penyusutan akan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan?
Ya, nilai aset yang disusutkan akan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan atau investasi Anda.
Penutup
Demikianlah, Sobat TeknoBgt, cara menghitung penyusutan metode garis lurus. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dan membantu dalam mengelola bisnis atau investasi Anda. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!