Cara Menghitung Biaya Penyusutan

Halo Sobat TeknoBgt! Bagi para pebisnis, perusahaan, atau individu yang memegang aset, seperti kendaraan, peralatan, dan bangunan, pemahaman tentang penyusutan aset sangat penting. Penyusutan adalah proses mengalokasikan biaya aset yang dibeli ke sepanjang masa pemakaian aset tersebut.

Pengertian Penyusutan

Penyusutan adalah proses perhitungan pengurangan nilai aset selama masa pemakaian yang berlangsung selama beberapa tahun. Dalam terminologi akuntansi, penyusutan adalah salah satu komponen pengeluaran atau biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan bisnis. Penyusutan ini merupakan bagian tetap dari aktivitas bisnis, dan perlu dihitung dengan benar agar dapat meminimalkan biaya dan mengoptimalkan penggunaan aset.

Penyusutan berbeda dengan biaya pembelian aset. Biaya pembelian digunakan untuk menambah nilai aset yang dimiliki perusahaan, sedangkan penyusutan digunakan untuk mengurangi nilai atau nilai depresiasi aset tersebut saat digunakan selama beberapa tahun.

Jenis-jenis Penyusutan

Munculnya biaya penyusutan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis:

Jenis PenyusutanDeskripsi
Penyusutan Garis LurusMetode ini membagi biaya aset dengan umur ekonomis atau masa manfaat yang diprediksi dengan jumlah konstan setiap tahun.
Penyusutan Saldo MenurunMetode ini mengurangi nilai aset secara proporsional lebih cepat pada awal pemakaian aset dan lebih lambat pada akhir masa manfaat aset.
Penyusutan Satuan ProduksiMetode ini membagi biaya aset dengan unit produksi yang dihasilkan, sehingga aset dapat disusutkan lebih banyak pada masa-masa di mana produksi lebih tinggi.
Penyusutan GandaMetode ini mempercepat laju penyusutan pada tahun-tahun awal pemakaian aset dan kemudian memperlambat laju penyusutan pada tahun-tahun berikutnya.

Penyusutan Garis Lurus:

Penyusutan Garis Lurus adalah metode penyusutan terpopuler di mana biaya aset dibagi dengan umur ekonomis aset, dan total biaya penyusutan yang dikeluarkan sama setiap tahunnya. Oleh karena itu, cara ini sangat mudah dicerna dan cocok untuk perusahaan yang memiliki aset tetap yang membutuhkan persiapan pemeliharaan rutin.

Penyusutan Garis Lurus pada dasarnya membagi harga aset oleh umur manfaat yang diharapkan. Dengan kata lain, jika aset diharapkan bertahan selama sepuluh tahun dan harganya adalah Rp 50 juta, maka biaya penyusutan selama sepuluh tahun adalah:

Rp 50 juta / 10 tahun = Rp 5 juta per tahun

Dalam contoh yang diberikan, aset dianggap akan kehilangan nilai Rp 5 juta setiap tahunnya selama sepuluh tahun. Dalam tahun pertama, pemilik aset akan mencatat hilangnya nilai sebesar Rp 5 juta.

Kemudian, di tahun kedua, pemilik aset akan mencatat hilangnya nilai lagi sebesar Rp 5 juta. Setelah sepuluh tahun, aset dianggap hilang seluruhnya.

Penyusutan Saldo Menurun:

Penyusutan Saldo Menurun adalah metode penyusutan yang memperhitungkan nilai aset yang tersisa, dengan nilai awal aset pada tahun pertama lebih tinggi dibandingkan dengan nilai awal pada tahun selanjutnya. Selama umur ekonomis aset, jumlah yang diperlukan untuk menyusutkan nilai aset menjadi nol pasti tetap sama. Metode ini memungkinkan perusahaan untuk mempercepat pengurangan nilai aset di tahun-tahun awal dan menunda pengurangan nilai aset pada tahun-tahun berikutnya.

Contoh penghitungan penyusutan saldo menurun:

Sebagai contoh, sedikitnya aset yang diharapkan bertahan selama lima tahun sebesar Rp 100 juta. Seandainya kita menggunakan metode penyusutan saldo menurun dengan tingkat depresiasi 40% per tahun, perhitungannya akan seperti ini:

  • Tahun 1: Rp 100 juta x 40% = Rp 40 juta
  • Tahun 2: (Rp 100 juta – Rp 40 juta) x 40% = Rp 24 juta
  • Tahun 3: (Rp 100 juta – Rp 64 juta) x 40% = Rp 14,4 juta
  • Tahun 4: (Rp 100 juta – Rp 78,4 juta) x 40% = Rp 8,6 juta
  • Tahun 5: (Rp 100 juta – Rp 87 juta) x 40% = Rp 5,2 juta

Seiring berjalannya waktu, nilai penyusutan mengurang, tetapi tingkat depresiasi tetap sama.

Penyusutan Satuan Produksi:

Penyusutan Satuan Produksi adalah metode alokasi biaya aset yang digunakan untuk menghitung penyusutan sehubungan dengan produksi aktual atau kinerja aset. Proses ini mencakup pengerjaan, penggunaan, atau keberadaan aset dalam unit tertentu, seperti satuan produksi. Cara ini diterapkan ketika aset digunakan untuk menjalankan proses produksi, misalnya mesin pembuat roti. Dalam metode ini, semakin banyak satuan produksi yang dihasilkan, maka semakin banyak pula biaya penyusutan.

Contoh penghitungan penyusutan satuan produksi:

Misalkan sebuah perusahaan memiliki mesin yang diperkirakan memiliki masa manfaat 100.000 satuan produksi dan harga Rp 50 juta. Jika pada tahun pertama mesin digunakan untuk membuat 10.000 satuan produk, maka biaya penyusutan pada tahun pertama adalah:

Rp 50 juta / 100.000 satuan produksi x 10.000 satuan produksi = Rp 5 juta

Biaya penyusutan ini akan terus berkurang seiring dengan berkurangnya satuan produksi yang dihasilkan mesin.

Penyusutan Ganda:

Penyusutan Ganda adalah metode penyusutan yang lebih agresif dibandingkan dengan metode-metode penyusutan lainnya. Cara ini mempercepat tingkat penyusutan pada tahun-tahun awal dan memperlambat tingkat penyusutan pada tahun-tahun berikutnya. Metode ini cocok digunakan untuk aset dengan umur ekonomis pendek atau aset yang membutuhkan penggantian atau perbaikan rutin. Sebagai contohnya adalah mobil atau komputer.

Contoh penghitungan penyusutan ganda:

Misalnya, perusahaan memiliki komputer baru senilai Rp 20 juta dengan umur ekonomis lima tahun. Catatan penyusutan ganda pada tahun pertama akan menjadi:

(2 x 1/5) = 40%

Sehingga, nilai penyusutan ganda pada tahun pertama adalah:

Rp 20 juta x 40% = Rp 8 juta

Pada tahun kedua, aset yang tersisa adalah Rp 12 juta. Jadi, nilai penyusutan ganda pada tahun kedua adalah:

(2 x 1/5) = 40%

Sehingga, nilai penyusutan ganda pada tahun kedua adalah:

Rp 12 juta x 40% = Rp 4,8 juta

FAQ

Seberapa penting penyusutan aset?

Penyusutan aset sangat penting karena memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biaya aset dengan benar selama masa pemakaian yang berlangsung selama beberapa tahun.

Mengapa perusahaan perlu melakukan penyusutan?

Perusahaan perlu melakukan penyusutan untuk memperhitungkan depresiasi aset selama beberapa tahun dan mengoptimalkan penggunaannya. Dengan cara ini, perusahaan dapat menghitung biaya yang tepat dan mengetahui kapan aset perlu diganti atau perbaikan.

Bagaimana cara menghitung penyusutan?

Cara menghitung penyusutan tergantung pada jenis penyusutan yang digunakan oleh perusahaan. Ada empat jenis penyusutan yang umum digunakan, yaitu penyusutan garis lurus, penyusutan saldo menurun, penyusutan satuan produksi, dan penyusutan ganda. Setiap jenis penyusutan mengikuti rumus yang berbeda, tetapi pada dasarnya perusahaan perlu membagi biaya aset dengan masa manfaat atau umur ekonomis aset.

Apakah penyusutan aset sama dengan amortisasi?

Penyusutan dan amortisasi mirip dalam arti bahwa keduanya adalah proses pengalokasian biaya aset selama masa pemakaian. Namun, amortisasi biasanya berkaitan dengan aset intangible, seperti paten atau merek, sedangkan penyusutan berfokus pada aset tetap seperti mesin, kendaraan, dan bangunan.

Kesimpulan

Dalam mengelola bisnis, pemahaman tentang penyusutan aset sangat penting. Ada empat jenis penyusutan yang umum digunakan, yaitu penyusutan garis lurus, penyusutan saldo menurun, penyusutan satuan produksi, dan penyusutan ganda. Setiap jenis penyusutan mengikuti rumus yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya perusahaan perlu membagi biaya aset dengan masa manfaat atau umur ekonomis aset. Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Sobat TeknoBgt dalam mengelola aset bisnis mereka. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Biaya Penyusutan