TEKNOBGT

Cara Menghitung Standar Deviasi

Halo Sobat TeknoBgt, apa kabar? Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai cara menghitung standar deviasi. Standar deviasi merupakan ukuran sebaran data yang paling umum digunakan dalam statistika. Dengan memahami cara menghitung standar deviasi, kita dapat mengetahui seberapa jauh data kita tersebar dari nilai rata-rata. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Pendahuluan

Sebelum membahas mengenai cara menghitung standar deviasi secara detail, ada baiknya kita memahami konsep dasar tentang standar deviasi terlebih dahulu. Standar deviasi didefinisikan sebagai akar kuadrat dari variansi. Variansi sendiri merupakan rata-rata kuadrat dari selisih antara nilai data dan nilai rata-rata. Dalam prakteknya, standar deviasi sering digunakan untuk mengukur tingkat variasi atau sebaran suatu data.

Untuk mempermudah pemahaman, mari kita lihat tabel berikut:

NoDataSelisihSelisih Kuadrat
110-525
28-749
312-39
411-416
59-636

Pada tabel di atas, kita memiliki data lima buah data. Dalam kolom “Selisih”, kita mencatat berapa banyak nilai data tersebut berbeda dari nilai rata-rata. Sedangkan pada kolom “Selisih Kuadrat”, kita menghitung kuadrat dari selisih tersebut. Setelah kita mencatat seluruh nilai selisih kuadrat, selanjutnya kita dapat menghitung variansi.

Cara Menghitung Standar Deviasi

Setelah kita mengetahui konsep dasar tentang standar deviasi, mari kita masuk ke bagian utama dari artikel ini, yaitu cara menghitung standar deviasi. Secara matematis, standar deviasi dapat dihitung dengan rumus berikut:

Standar Deviasi = akar kuadrat dari variansi

Jadi, sebelum kita dapat menghitung standar deviasi, kita perlu terlebih dahulu menghitung variansi. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung standar deviasi:

1. Hitung Nilai Rata-rata

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata dari seluruh data. Caranya sangat mudah, yaitu dengan menjumlahkan seluruh data dan membaginya dengan banyaknya data. Misalnya, kita memiliki data sebagai berikut:

10, 8, 12, 11, 9

Maka, nilai rata-rata dari data tersebut adalah sebagai berikut:

(10 + 8 + 12 + 11 + 9) / 5 = 10

Sehingga nilai rata-rata dari data tersebut adalah 10.

2. Hitung Selisih dari Nilai Rata-rata

Setelah kita menghitung nilai rata-rata, langkah selanjutnya adalah menghitung selisih dari setiap data dengan nilai rata-rata. Caranya sangat mudah, yaitu dengan mengurangi nilai rata-rata dari setiap data. Misalnya, kita memiliki data sebagai berikut:

10, 8, 12, 11, 9

Dengan nilai rata-rata sebesar 10, selisih dari setiap data adalah sebagai berikut:

10 – 10 = 0

8 – 10 = -2

12 – 10 = 2

11 – 10 = 1

9 – 10 = -1

Dalam tabel sebelumnya, kita telah mencatat nilai selisihnya dan nilai selisih kuadratnya. Sekarang, kita hanya memerlukan nilai selisihnya saja.

3. Kuadratkan Nilai Selisih

Setelah kita menghitung selisih dari setiap data, langkah selanjutnya adalah mengkuadratkan nilai selisih tersebut. Caranya sangat mudah, yaitu dengan mengalikan setiap nilai selisih dengan dirinya sendiri. Misalnya, kita memiliki data sebagai berikut:

10 – 10 = 0 (0 x 0 = 0)

8 – 10 = -2 (-2 x -2 = 4)

12 – 10 = 2 (2 x 2 = 4)

11 – 10 = 1 (1 x 1 = 1)

9 – 10 = -1 (-1 x -1 = 1)

Dalam tabel sebelumnya, kita telah mencatat nilai selisih dan nilai selisih kuadrat. Sekarang, kita hanya memerlukan nilai selisih kuadratnya saja.

4. Hitung Variansi

Setelah kita mengkuadratkan nilai selisih, langkah selanjutnya adalah menghitung variansi. Caranya sangat mudah, yaitu dengan menjumlahkan semua nilai selisih kuadrat dan membaginya dengan jumlah data yang ada dikurangi satu. Misalnya, kita memiliki data sebagai berikut:

10 – 10 = 0 (0 x 0 = 0)

8 – 10 = -2 (-2 x -2 = 4)

12 – 10 = 2 (2 x 2 = 4)

11 – 10 = 1 (1 x 1 = 1)

9 – 10 = -1 (-1 x -1 = 1)

Maka, nilai variansi dari data tersebut adalah sebagai berikut:

(0 + 4 + 4 + 1 + 1) / (5 – 1) = 2.5

Sehingga nilai variansi dari data tersebut adalah 2.5.

5. Hitung Standar Deviasi

Setelah kita menghitung variansi, langkah terakhir adalah menghitung standar deviasi. Caranya sangat mudah, yaitu dengan mengambil akar kuadrat dari nilai variansi. Misalnya, kita telah menghitung variansi dari data tersebut sebesar 2.5. Maka, nilai standar deviasi dari data tersebut adalah sebagai berikut:

√2.5 = 1.5811

Jadi, standar deviasi dari data tersebut adalah sebesar 1.5811.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa itu standar deviasi?

Standar deviasi merupakan ukuran sebaran data yang paling umum digunakan dalam statistika. Dengan memahami cara menghitung standar deviasi, kita dapat mengetahui seberapa jauh data kita tersebar dari nilai rata-rata.

2. Mengapa standar deviasi penting?

Standar deviasi penting karena dapat memberikan informasi mengenai seberapa jauh data kita tersebar dari nilai rata-rata. Dengan demikian, kita dapat mengetahui apakah data kita cenderung homogen atau heterogen. Selain itu, standar deviasi juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketidakpastian atau risiko terkait dengan data tersebut.

3. Apa perbedaan antara standar deviasi dan variansi?

Standar deviasi dan variansi merupakan ukuran sebaran data yang saling terkait. Variansi merupakan rata-rata kuadrat dari selisih antara nilai data dan nilai rata-rata. Sedangkan standar deviasi merupakan akar kuadrat dari variansi. Dalam prakteknya, standar deviasi lebih sering digunakan karena memiliki satuan yang sama dengan data asli, sedangkan variansi memiliki satuan yang berbeda.

4. Bagaimana cara menginterpretasikan standar deviasi?

Interpretasi standar deviasi dapat bervariasi tergantung pada tujuan analisis dan karakteristik data yang diamati. Dalam umumnya, semakin besar nilai standar deviasi, semakin besar pula variasi data dan semakin jauh data tersebar dari nilai rata-rata. Sedangkan semakin kecil nilai standar deviasi, semakin homogen data dan semakin dekat data dengan nilai rata-rata.

5. Apa saja aplikasi standar deviasi?

Standar deviasi memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang. Contohnya dalam bidang keuangan, standar deviasi dapat digunakan untuk mengukur risiko investasi. Sedangkan dalam bidang kesehatan, standar deviasi dapat digunakan untuk membandingkan tingkat kesehatan antar populasi atau untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan.

Kesimpulan

Demikianlah cara menghitung standar deviasi beserta pengertiannya, langkah-langkah untuk menghitung standar deviasi, dan beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait dengan standar deviasi. Dalam prakteknya, menghitung standar deviasi dapat dilakukan dengan bantuan kalkulator atau menggunakan aplikasi statistika. Namun, dengan memahami konsep dasar dan langkah-langkahnya, kita dapat lebih memahami arti dari nilai standar deviasi tersebut. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Standar Deviasi