TEKNOBGT

Macam-Macam Model Prediksi Kebangkrutan

Hello Sobat Teknobgt! Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan kata kebangkrutan. Kebangkrutan adalah suatu kondisi di mana perusahaan atau individu tidak mampu membayar hutang-hutangnya. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor seperti krisis ekonomi, pengelolaan keuangan yang buruk, atau persaingan bisnis yang ketat. Untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan, kita dapat menggunakan model prediksi kebangkrutan. Apa itu model prediksi kebangkrutan dan macam-macam modelnya? Yuk, simak artikel berikut ini!

1. Altman Z-Score Model

Model pertama adalah Altman Z-Score Model yang dibuat oleh Edward Altman pada tahun 1968. Model ini menggunakan 5 rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio ukuran perusahaan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Setiap rasio memiliki bobot tertentu dan hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 3 kategori yaitu zona hijau (aman), zona kuning (meragukan), dan zona merah (berisiko tinggi).

2. Springate Model

Model kedua adalah Springate Model yang dikembangkan oleh Michael Springate pada tahun 1978. Model ini menggunakan rasio arus kas operasi terhadap total hutang dan rasio hutang jangka pendek terhadap total hutang sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 3 kategori yaitu zona hijau (aman), zona kuning (meragukan), dan zona merah (berisiko tinggi).

3. Grover Model

Model ketiga adalah Grover Model yang dibuat oleh Jyoti Grover pada tahun 1996. Model ini menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu zona aman dan zona berisiko.

4. Ohlson Model

Model keempat adalah Ohlson Model yang dikembangkan oleh James Ohlson pada tahun 1980. Model ini menggunakan rasio laba per saham, perubahan laba per saham, rasio nilai buku terhadap nilai pasar, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu zona aman dan zona berisiko.

5. Zmijewski Model

Model kelima adalah Zmijewski Model yang dibuat oleh Martin Zmijewski pada tahun 1984. Model ini menggunakan rasio laba per saham, perubahan laba per saham, rasio nilai buku terhadap nilai pasar, dan persentase perubahan penjualan sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu zona aman dan zona berisiko.

6. Shumway Model

Model keenam adalah Shumway Model yang dikembangkan oleh Tyler Shumway pada tahun 2001. Model ini menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu zona aman dan zona berisiko.

7. Deakin Model

Model ketujuh adalah Deakin Model yang dibuat oleh Edward Deakin pada tahun 1972. Model ini menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu zona aman dan zona berisiko.

8. Taffler Model

Model kedelapan adalah Taffler Model yang dikembangkan oleh Richard Taffler pada tahun 1982. Model ini menggunakan rasio laba per saham, perubahan laba per saham, rasio nilai buku terhadap nilai pasar, rasio hutang jangka pendek terhadap total hutang, dan persentase perubahan penjualan sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 3 kategori yaitu zona hijau (aman), zona kuning (meragukan), dan zona merah (berisiko tinggi).

9. Beaver Model

Model kesembilan adalah Beaver Model yang dibuat oleh William Beaver pada tahun 1966. Model ini menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu zona aman dan zona berisiko.

10. Opler Model

Model kesepuluh adalah Opler Model yang dikembangkan oleh Tim Opler pada tahun 1999. Model ini menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar sebagai variabel independen. Hasil akhirnya akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu zona aman dan zona berisiko.

FAQ

1. Apa itu model prediksi kebangkrutan?

Model prediksi kebangkrutan adalah suatu metode yang digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan atau individu dengan menggunakan beberapa variabel tertentu seperti rasio keuangan atau faktor-faktor ekonomi.

2. Mengapa model prediksi kebangkrutan diperlukan?

Model prediksi kebangkrutan diperlukan untuk membantu kita dalam mengantisipasi terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan atau individu sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi dampaknya.

3. Apa saja variabel yang digunakan dalam model prediksi kebangkrutan?

Variabel yang digunakan dalam model prediksi kebangkrutan dapat berupa rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar, atau faktor-faktor ekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi.

4. Apa saja model prediksi kebangkrutan yang umum digunakan?

Beberapa model prediksi kebangkrutan yang umum digunakan adalah Altman Z-Score Model, Springate Model, Grover Model, Ohlson Model, Zmijewski Model, Shumway Model, Deakin Model, Taffler Model, dan Opler Model.

5. Bagaimana cara menginterpretasi hasil dari model prediksi kebangkrutan?

Hasil dari model prediksi kebangkrutan akan digolongkan ke dalam beberapa kategori seperti zona aman, zona meragukan, dan zona berisiko. Kategori tersebut kemudian dapat diinterpretasikan sesuai dengan kebutuhan dan strategi yang dibuat.

6. Apakah model prediksi kebangkrutan bisa memberikan hasil yang akurat?

Model prediksi kebangkrutan tidak bisa memberikan hasil yang 100% akurat karena masih ada faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi terjadinya kebangkrutan seperti krisis ekonomi atau persaingan bisnis yang ketat. Namun, model prediksi kebangkrutan dapat membantu dalam mengantisipasi terjadinya kebangkrutan dan mengambil tindakan yang tepat.

7. Apakah model prediksi kebangkrutan bisa digunakan untuk semua jenis perusahaan atau individu?

Model prediksi kebangkrutan bisa digunakan untuk semua jenis perusahaan atau individu asalkan memiliki data keuangan yang lengkap dan akurat.

8. Apakah model prediksi kebangkrutan bisa diterapkan di negara yang berbeda?

Model prediksi kebangkrutan bisa diterapkan di negara yang berbeda asalkan variabel yang digunakan sudah disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan keuangan negara tersebut.

9. Apakah model prediksi kebangkrutan bisa digunakan untuk menghindari terjadinya kebangkrutan?

Model prediksi kebangkrutan tidak bisa digunakan secara langsung untuk menghindari terjadinya kebangkrutan karena masih ada faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi. Namun, model prediksi kebangkrutan dapat membantu dalam mengantisipasi terjadinya kebangkrutan dan mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi dampaknya.

10. Apakah model prediksi kebangkrutan bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan?

Model prediksi kebangkrutan tidak bisa digunakan secara langsung untuk mengukur kinerja perusahaan karena hanya fokus pada kemungkinan terjadinya kebangkrutan. Namun, beberapa variabel yang digunakan dalam model prediksi kebangkrutan seperti rasio keuangan juga bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan secara umum.

Kesimpulan

Dari artikel di atas, kita dapat mengetahui bahwa ada banyak macam model prediksi kebangkrutan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan atau individu. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga perlu dipilih dengan hati-hati sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan, kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi dampak dari terjadinya kebangkrutan. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!

Macam-Macam Model Prediksi Kebangkrutan