Hello, Sobat TeknoBgt! Ketika melakukan trading forex, ada risiko besar yang harus dihadapi yaitu kerugian. Oleh karena itu, sangat penting bagi trader untuk memahami dan menggunakan stoploss dengan benar. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menggunakan stoploss pada forex.
Apa itu Stoploss?
Stoploss adalah instruksi yang diberikan oleh trader kepada broker untuk menutup posisi trading secara otomatis ketika harga mencapai level tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk membatasi kerugian yang mungkin terjadi jika harga bergerak dalam arah yang tidak diinginkan.
Bagaimana Cara Menentukan Level Stoploss?
Terdapat beberapa cara untuk menentukan level stoploss:
1. Berdasarkan analisis teknikal: trader dapat menentukan level stoploss berdasarkan level support atau resistance terdekat.
2. Berdasarkan rasio risiko dan reward: trader dapat menentukan level stoploss berdasarkan rasio risiko dan reward yang diinginkan. Misalnya, jika trader ingin meraih keuntungan 2 kali lipat dari risiko yang diambil, maka level stoploss dapat ditentukan sejauh 50 pips dari harga entry.
3. Berdasarkan volatilitas pasar: trader dapat menentukan level stoploss berdasarkan volatilitas pasar. Jika pasar sedang sangat volatile, maka level stoploss harus ditingkatkan agar tidak terkena stoploss secara tidak wajar.
Bagaimana Cara Memasang Stoploss?
Ada beberapa cara untuk memasang stoploss:
1. Manual: trader dapat memasang stoploss secara manual dengan menentukan level stoploss pada platform trading.
2. Otomatis: trader dapat memasang stoploss secara otomatis dengan menggunakan fitur stoploss pada platform trading.
3. Trailing stop: trader dapat menggunakan trailing stop untuk memindahkan level stoploss secara otomatis mengikuti pergerakan harga. Jika harga naik, maka level stoploss akan dinaikkan dan jika harga turun, maka level stoploss akan diturunkan.
Apakah Stoploss Selalu Efektif?
Tidak selalu. Stoploss hanya efektif jika digunakan dengan benar. Ada beberapa faktor yang dapat membuat stoploss menjadi tidak efektif:
1. Slippage: ketika harga bergerak terlalu cepat, maka stoploss tidak dapat diisi dengan harga yang diinginkan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar dari yang diharapkan.
2. Gap: ketika pasar dibuka dengan gap yang besar, maka stoploss tidak dapat berfungsi dengan baik karena harga melewatinya. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar dari yang diharapkan.
3. Volatilitas pasar: ketika pasar sangat volatile, maka harga dapat melewati level stoploss dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar dari yang diharapkan.
Bagaimana Cara Mengelola Stoploss?
Ada beberapa cara untuk mengelola stoploss:
1. Menyesuaikan level stoploss: trader dapat menyesuaikan level stoploss jika terjadi perubahan kondisi pasar. Misalnya, jika harga bergerak sesuai dengan prediksi, maka level stoploss dapat dinaikkan agar tidak terkena stoploss secara tidak wajar.
2. Menghindari news event: trader dapat menghindari news event yang dapat menyebabkan pasar menjadi volatile. Hal ini dapat mengurangi risiko terkena stoploss secara tidak wajar.
3. Menggunakan hedging: trader dapat menggunakan hedging untuk mengurangi risiko terkena stoploss secara tidak wajar. Misalnya, jika trader memiliki posisi buy, maka dapat membuka posisi sell sebagai hedging jika harga bergerak berlawanan dengan prediksi.
Kesimpulan
Dalam trading forex, stoploss adalah instruksi yang sangat penting untuk membatasi kerugian. Trader harus memahami cara menggunakan stoploss dengan benar dan mengelolanya dengan baik untuk mengurangi risiko terkena stoploss secara tidak wajar. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!