Informasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata. Ini termasuk bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan tangan. Namun, kadang-kadang kita perlu mengubah informasi nonverbal menjadi verbal. Ini bisa terjadi ketika kita ingin menjelaskan apa yang terjadi pada orang yang tidak ada di tempat, atau ketika kita ingin mengklarifikasi sesuatu yang sudah terjadi. Berikut adalah beberapa contoh cara mengubah informasi nonverbal menjadi verbal.
Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah cara yang paling umum digunakan untuk mengirimkan informasi nonverbal. Namun, untuk mengubah bahasa tubuh menjadi verbal, kita perlu mengobservasi gerakan tubuh yang terjadi. Misalnya, jika seseorang mengangkat bahu mereka, ini bisa berarti bahwa mereka tidak tahu atau tidak peduli. Kita bisa mengubah ini menjadi kalimat verbal dengan mengatakan, “Mereka tidak tahu atau tidak peduli.”
Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah adalah cara lain untuk mengirimkan informasi nonverbal. Misalnya, jika seseorang tersenyum, maka ini bisa berarti bahwa mereka senang atau setuju. Namun, jika seseorang mengerutkan kening, maka ini bisa berarti bahwa mereka tidak setuju atau marah. Untuk mengubah informasi nonverbal ini menjadi verbal, kita bisa mengatakan, “Mereka senang atau setuju,” atau “Mereka tidak setuju atau marah.”
Gerakan Tangan
Gerakan tangan adalah cara lain yang sering digunakan untuk mengirimkan informasi nonverbal. Misalnya, jika seseorang mengangkat jari telunjuk mereka, maka ini bisa berarti bahwa mereka ingin berbicara atau memberikan pendapat. Namun, jika seseorang menggelengkan kepala mereka, maka ini bisa berarti bahwa mereka tidak setuju atau tidak setuju dengan sesuatu. Kita bisa mengubah informasi nonverbal ini menjadi verbal dengan mengatakan, “Mereka ingin berbicara atau memberikan pendapat,” atau “Mereka tidak setuju atau tidak setuju dengan sesuatu.”
Postur Tubuh
Postur tubuh juga bisa mengirimkan informasi nonverbal. Misalnya, jika seseorang berdiri tegak dengan bahu yang lebar, maka ini bisa berarti bahwa mereka merasa percaya diri. Namun, jika seseorang membungkuk dengan bahu yang jatuh, maka ini bisa berarti bahwa mereka merasa tidak percaya diri atau sedih. Untuk mengubah informasi nonverbal ini menjadi verbal, kita bisa mengatakan, “Mereka merasa percaya diri,” atau “Mereka merasa tidak percaya diri atau sedih.”
Jarak
Jarak juga bisa mengirimkan informasi nonverbal. Misalnya, jika seseorang berdiri terlalu dekat dengan kita, maka ini bisa berarti bahwa mereka merasa tidak sopan atau agresif. Namun, jika seseorang berdiri terlalu jauh dari kita, maka ini bisa berarti bahwa mereka merasa tidak nyaman atau tidak berminat. Kita bisa mengubah informasi nonverbal ini menjadi verbal dengan mengatakan, “Mereka terlalu dekat dan merasa tidak sopan atau agresif,” atau “Mereka terlalu jauh dan merasa tidak nyaman atau tidak berminat.”
Tonality Suara
Tonality suara juga bisa mengirimkan informasi nonverbal. Misalnya, jika seseorang berbicara dengan nada tinggi, maka ini bisa berarti bahwa mereka merasa senang atau terkejut. Namun, jika seseorang berbicara dengan nada rendah, maka ini bisa berarti bahwa mereka merasa sedih atau kecewa. Kita bisa mengubah informasi nonverbal ini menjadi verbal dengan mengatakan, “Mereka merasa senang atau terkejut,” atau “Mereka merasa sedih atau kecewa.”
Konklusi
Informasi nonverbal sangat penting dalam komunikasi sehari-hari kita. Namun, kadang-kadang kita perlu mengubah informasi nonverbal menjadi verbal untuk menjelaskan apa yang terjadi atau untuk mengklarifikasi sesuatu. Mengamati bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan, postur tubuh, jarak, dan tonality suara bisa membantu kita mengubah informasi nonverbal menjadi verbal. Dengan begitu, kita bisa menghindari kebingungan dalam komunikasi dan memastikan bahwa pesan kita sampai dengan jelas dan tepat.
Artikel Contoh Informasi Nonverbal Menjadi Verbal
© Copyright 2023 TEKNOBGT.COM