Oppo berencana akan segera melebarkan market bisnis ponselnya di Eropa. Langkah yang dilakukan ini tidak lain karena melihat Huawei mengalami penurunan penjualan di Eropa.
Huawei yang merupakan perusahaan ponsel dari China ini menyumbang 35 persen di pasar Eropa pada kuartal II 2020, menurut perusahaan riset Counterpoint. Dari jumlah tersebut, Huawei memiliki pangsa pasar terbesar, yakni 16 persen. Sementara Oppo yang merupakan pendatang baru hanya memiliki 3 persen.
Dilansir dari laman SCMP, Jumat (14/8), Presiden Oppo untuk Eropa Barat Maggie Xue mengatakan bahwa market Eropa merupakan kunci bagi Oppo untuk bisa naik ke segmen kelas atas dan rencana jangka panjang yang tentunya untuk meningkatkan penjualan ponsel Oppo di dunia.
“Kami memiliki tujuan yang ambisius tetapi dapat dicapai untuk pengembangan Oppo di Eropa Barat, serta berharap untuk menjadi merek yang disukai dan dipercaya konsumen lokal dalam tiga hingga lima tahun,” ujar Xue.
Counterpoint menunjukkan penjualan Xiaomi dan Oppo di Eropa telah tumbuh masing-masing 55 persen dan 41 persen. Kedua vendor itu mengisi kekosongan dari penurunan 46 persen penjualan tahun-ke-tahun Huawei di kuartal pertama.
“Dengan spesifikasi menarik dan dengan harga terjangkau, [Xiaomi dan Oppo] berhasil merayu beberapa calon pengguna Huawei,” kata Abhilash Kumar, analis riset di Counterpoint.
Melansir KrASIA, Huawei yang merupakan pemimpin dalam jaringan 5G generasi berikutnya dianggap sebagai ancaman keamanan nasional oleh AS. Negara itu pun telah membatasi akses perusahaan China ke produk dan layanan AS, termasuk aplikasi Google seperti Gmail dan YouTube, termasuk produksi chipset untuk ponsel Huawei mulai 15 September.
Diberitakan, kebijakan itu telah menghambat kemampuan Huawei untuk menjual ponsel pintar ke konsumen di AS.
Sementara Oppo, yang didirikan sebagai produsen handset murah di bawah BBK Electronics, Guangdong, telah berkembang menjadi merek ponsel pintar terbesar kelima di dunia. Oppo menjadi pilihan konsulem kelas bawah di China dan negara berkembang, termasuk Asia Tenggara. (sumber: cnnindonesia.com)