Masa-masa Pandemi COVID-19 yang bisa dikatakan belum hilang dari Indonesia ini membuat kegiatan anak-anak lebih banyak dengan smartphone, seperti main game, internetan dan juga kegiatan belajar sekarang harus menggunakan smartphone. Nah Ada tipsnya nie supaya anak-anak bisa tetap berinternet dengan aman, Google pun membagikan tipsnya untuk orang tua lewat program Tangkas Berinternet.
Aldrich Christopher dari tim Trust & Safety Outreach and Education Google Asia Pacific mengatakan orang tua harus bisa mengajarkan anak untuk memilah informasi yang dilihat di internet karena saat ini banyak informasi yang kurang lengkap, hoax bahkan informasi yang berbau penipuan.
“Cek selalu informasi yang kita dapat di website atau sumber lainnya. Kita harus ajarkan anak-anak untuk melihat yang mana yang bisa kita percaya dan yang mana yang merupakan informasi palsu,” kata Aldrich dalam webinar online, Selasa (21/7/2020).
Orang tua juga harus bisa mengajarkan anak situs mana yang aman untuk dikunjungi. Hal ini bisa dilihat jika situs sudah menggunakan HTTPS dan memiliki ikon gembok.
Selain itu, orang tua juga harus memberi tahu anak tentang potensi penipuan yang terjadi lewat internet. Terlebih lagi saat ini banyak kasus penipuan yang tidak pandang bulu.
Terkait potensi penipuan, Aldrich juga menjelaskan ancaman phishing yang banyak mengintai lewat email spam. Ada beberapa hal yang perlu dilihat jika menerima email yang diduga upaya phishing, misalnya dengan melihat apakah email terlihat profesional, apa yang diminta dan apakah email berisi tawaran yang menggiurkan seperti uang dalam jumlah besar.
“Ada serangan phishing yang jelas-jelas terlihat palsu. Tapi kadang ada beberapa orang yang mengerahkan tenaga dengan menggunakan logo yang betul, komunikasi yang betul jadi kita harus lihat apa yang mereka minta,” jelas Aldrich.
Selain tips berinternet di atas, Aldrich juga membagikan tips untuk membuat password atau kata sandi yang kuat untuk akun media sosial atau akun belajar online milik anak. Ia menekankan sandi yang kuat haruslah unik, tidak digunakan di banyak akun dan mudah diingat.
“Sandi yang kuat memiliki minimal delapan karakter. Kita juga mau menyarankan untuk menggunakan kombinasi simbol dan angka, menggunakan huruf besar dan kecil jadi bervariasi,” ucap Aldrich.
“Jangan gunakan informasi pribadi. Jadi misalnya tanggal lahir, tempat lahir, nama ibu bapak jangan digunakan di password,” pungkasnya.
sumber : inet.detik.com