Pada bulan Mei 2020, Xiaomi secara resmi telah mengumumkan pertumbuhan pada segmen bisnisnya di kuartal I (Q1) 2020. Pendapatan selama tiga bulan pertama tahun 2020 mencapai 49,7 miliar renminbi (atau Rp 102,9 triliun), dengan pertumbuhan 13,6 persen year-on-year (YoY).
Hal itu berasal dari pengumuman hasil konsolidasi yang tidak diaudit untuk tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2020 pada hari Rabu (20/5). Laba bersih yang disesuaikan mencapai 2,3 miliar renminbi (atau Rp 4,7 triliun), meningkat 10,6 persen YoY.
Menurut perusahaan riset pasar Canalys, Xiaomi mampu melalui pelemahan pasar hingga mencapai pertumbuhan YoY dalam hal pengapalan di antara lima perusahaan ponsel pintar utama dunia. Baca Juga: Perlu Tindakan Khusus, Indonesia Memasuki Puncak Bencana COVID-19
Sementara itu, rasio penetrasi ponsel pintar berteknologi 5G dari Xiaomi di China mencapai 25,9 persen atau melampaui rata-rata industri.
“Kami percaya bahwa sebuah krisis bisa menjadi ujian sesungguhnya dalam menguji prinsip, model bisnis, dan potensi pertumbuhan sebuah perusahaan. Seiring dampak pandemi yang semakin mereda, kami akan terus berfokus pada strategi ‘5G + AIoT,” ujar Pendiri dan CEO Xiaomi Lei Jun dalam ketarangan resminya di Jakarta, Kamis (21/5/2020). Baca Juga: Yamaha NMax Roda Tiga ‘Tricity’ Siap Meluncur
Pada kuartal pertama tahun 2020, pendapatan Xiaomi dari segmen ponsel pintar mencapai 30,3 miliar renminbi (atau Rp 62,7 triliun), tumbuh 12,3 persen YoY. Sementara pengapalan ponsel mencapai 29,2 juta unit pada periode yang sama, naik 4,7 persen YoY.
Menurut Canalys, dalam periode yang sama Xiaomi menempati peringkat keempat global dalam hal pengapalan ponsel pintar dan pangsa pasarnya tumbuh menjadi 11,1 persen.
Separuh dari pendapatan berasal dari pasar luar China. Pendapatan Xiaomi dari luar China meningkat 47,8 persen YoY menjadi 24,8 miliar renminbi (atau Rp 51,4 triliun) pada kuartal pertama 2020 atau kontribusinya mencapai 50 persen dari pendapatan total.
Sumber : autotekno.sindonews.com